USBN Siswa Berkebutuhan Khusus

photo by maulana al-fatih


PERHATIAN KHUSUS
– Katriana Yulianti tengah memandu penjelasan soal kepada M Zaidan Fikri firmansyah pada gelaran USBN di SMP-LB Kaliwates kemarin, (8/4).

USBN Siswa Berkebutuhan Khusus
Para Guru Berikan Perhatian Ekstra
KALIWATES, 8/4/19 – Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SMP mulai digelar kemarin senin. Ujian yang laksanakan serentak itu juga diikuti oleh sekolah yang memiliki siswa berkebutuhan khusus. Seperti siswa di SMP-LB Kaliwates.
Wakil Kepala Sekolah Muhammad Zaenuri mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu menggelar ujian dengan diikuti sebanyak 11 siswa. “Dari total siswa itu, ada tiga jenis ketunaan. Diantaranya, tunarungu, tunadaksa, dan tunagraita,” tuturnya.
Dari sekian siswanya itu, guru 40 tahun itu mengaku tidak ada hambatan yang serius dalam pelaksanaan ujian. “Sebenarnya yang dibutuhkan untuk mendidik anak-anak seperti mereka adalah kesabaran dan keuletan,” tutur Zaenuri.
Para guru-guru di sekolah itu diakui memiliki kapasitas sesuai bidangnya. Dan mereka memang terlatih untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. “Kesulitannya itu tergantung tingkat ketunaan anak. Semakin dalam ketunaan, semakin besar pula perhatiannya,” imbuh pria kelahiran Banyuwangi itu.
Dari 11 siswanya itu, Zaenuri juga menjelaskan jenis-jenis ketunaan mereka. Diantaranya, enam siswa tunagrahita (IQ dibawah rata-rata,red), tiga siswa tunagrahita sedang, satu siswa tunadaksa sedang (penderita gangguna gerak,red), dan satu siswa tunarungu-tunawicara.
Untuk mata pelajaran yang diujikan, Zaenuri juga telah meminta guru-guru untuk lebih bersabar dan telaten dalam membimbing anak-anak. “USBN perdana ini yang diujikan mapel PAI dan Budi Pekerti. Di jam kedua mapel Bahasa Indonesia,” imbuhnya. Meskipun model ujiannya masih menggunakan kertas dan pensil, Zaenuri tetap mengupayakan ke-11 siswanya itu dapat mengerjakan soal ujian dengan mudah.
Katriana Yulianti, salah seorang guru sekaligus pengawas ujian mengaku, menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus dianggapnya sebuah dedikasi dalam hidupnya. Menurutnya, mengajar anak seperti mereka sangat berbeda jauh dari mengajar anak sepertipada umumnya. “Saya merasa tergerak karena profesi ini jarang ada yang menggeluti,” ungkapnya kepada Radar Jember. (mg2)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember