Petani Tetap Ngotot Nolak Pembelokan Saluran Irigasi


SIAP PAKAI : Kondisi saluran irigasi yang dibagun oleh perusahaan hingga selasa kemarin (30/3) belum juga beroperasi.

Pembangunan Sempat Diberhentikan Karena Didemo Petani

PUGER, 1/4/19 – Saluran irigasi pada lahan pertanian di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger masih menuai polemik. Meskipun kondisi saluran baru dibangun, namun keberadaannya masih belum dioperasikan. Hal itu dikarenakan warga dan pihak PT Semen Imasco Asiatic belum menemukan kesepakatan antara keduabelah pihak.
Kondisi saluran irigasi yang melewati area perusahaan itu memiliki panjang sekitar 500 meter. Pihak perusahaan yang berencana akan memindah saluran irigasi dengan membelokkan arah irigasi ke sebelah barat perusahaan mendapat penolakan yang serius dari para petani.
Nur Hadi, salah seorang warga yang bertugas mengatur irigasi di area tersebut mengatakan, pembangunan irigasi baru oleh perusahaan dianggapnya telah menyalahai prosedur. “Kita tidak pernah dilibatkan dalam perencaan itu. Tiba-tiba sudah ada bangunan irigasi baru disebelah perusahaan,” tuturnya.
Dia menyakini, pembangunan irigasi oleh perusahaan itu dilakukan pada malam hari, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui awal-awal pembangunannya. “Irigasi itu ditemukan oleh salah seorang petani ketika pembangunannya sudah berjalan sekian persen,” imbuhnya.
Melihat proses pembangunan awal itu, pihaknya bahkan sempat berusaha mengadvokasi dan meminta kejelasan kepada perusahaan terkait keberadaan saluran irigasi itu. Dia bersama sejumlah petani sempat adakan demo ketika irigasi milik perusahaan itu hampir selesai. “Pada saat itu kami baru tau bahwa perusahaan akan membelokkan saluran irigasi,” ujarnya. Hingga saluran irigasi itu selesai, Nur Hadi dan warga lainnya masih bersih keras menolak pembelokan saluran irigasi.
Umar, salah seorang petani di desa terseut juga mengatakan, jika saluran irigasi jadi dibelokkan, maka puluhan hektar lahan pertanian milik warga yang dipastikan kesulitan mendapat air.
Kondisi saluran irigasi yang baru itu menurutnya berada persis disebelah kaki gunung kapur. “Saluran irigasi yang dibangun perusahaan ketinggiannya dibawah lahan pertanian warga. Itu menyulitkan lahan-lahan pesawahan lain yang jauh dari sungai,” jelasnya.
Menurutnya, meskipun pihak perusahaan sempat menawarkan opsi tambahan dengan pembangunan sumber-sumber air, namun para petani tetap bersih kukuh menolaknya. Umar dan petani lainnya mengetahui, di daerah tersebut sudah banyak sumber-sumber air yang dibuat manual, namun keberadannya saat ini sudah lama tidak terpakai karena tidak mampu memompa air.
“Ide pengadaan sumber air itu hanya kedok perusahan. Karena lahan disini tidak bisa mengahasilkan sumber air dari bor,” katanya. Sampai saat ini, dia dan petani lainnya tetap menggunakan saluran irigasi lama ditengah himpitan keinginan perusahaan.  (mg2)


Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember