Tahun Ajaran Baru tak Akan Menerima Siswa Lagi.
SEPI : Suasana SD
Negeri Suci IV tanpa ada aktifitas pembelajaran
Sekolah
Terancam ditutup
PANTI, 27/4/19 :
Keberadaan sekolah di daerah terpencil memang banyak menyimpan segudang
permasalahan. Mulai dari administrasi, sarana prasarana hingga fasilitas.
Seperti yang terjadi di sebuah sekolah dasar di Desa Suci Kecamatan Panti,
karena jumlah siswa kian hari semakin menurun, sekolah tersebut terancam tutup.
Hal itu dibenarkan oleh Suyono
selaku Kepala Sekolah SDN Suci IV, menurutnya kondisi sekolah yang dialaminya
itu sudah terjadi cukup lama. Sejak sekolah ambruk pada pertengahan 2016,
jumlah siswa setiap ajaran barui semakin sepi peminat. "Selama ambruk itu,
aktifitas pembelajaran sekolah dipindah ke musholla sekolah. Dan ketika ajaran
baru, banyak dari wali murid yang memutuskan pindah dari sekolah itu,"
ujarnya.
Meskipun bangunan sekolah telah
selesai direnovasi, Suyono mengaku banyak kendala lain yang turut mewarnai
sekolah di daerah terpencil itu. "Lokasinya cukup dalam. Ketika hujan,
perjalanan wali murid saat mengantarkan anaknya sering menjadi kendala,"
imbuh Suyono.
Sampai saat ini, jumlah siswa SD
tersebut hanya menyisakan dua siswa kelas enam saja. "Kami kesulitan
mempertahankan kondisi seperti ini. Pernah ngajukan
untuk gabung dengan SD Suci II atau Suci III, namun proses yang saya tempuh
sangat alot," imbuh guru 52
tahun itu.
Ketika pengajuan penggabungan
sekolah, lanjut Suyono, dia telah mengajukan sampai tiga kali lebih. Padahal
cara yang dilakukannya sudah dianggap prosedural. "Saya ngajukan ke UPT kecamatan, lalu juga ke
pengawas. Ternyata masih dilempar suruh langsung ke Diknas. Setelah dari Diknas,
pihak sana tidak bisa berbuat banyak. Karena itu menurutnya keputusan
Bupati," tuturnya.
Dengan kondisi yang seperti itu,
Suyono sangat menyayangkan kondisi bangunan yang cukup layak pasca renovasi
namun tidak ada siswanya. Dia pun memutuskan tak akan menerima siswa di tahun
ajaran baru nanti. "Saya kasihan para siswa, para guru yang sokowan dan donatur sekolah yang
membiayai renovasi itu. Jika akhirnya keadaan sekolah ternyata harus ditutup
karena tidak ada siswa," keluh Suyono kepada Radar Jember. (mg2)
Komentar