Catatan Kaderisasi




Hanya Sekedar Catatan Kaderisasi
Oleh : Maulana al-Fatih
"Pendahulu hebat bukan mereka yg banyak menorehkan pretasi atau prasasti. tapi mereka yang mampu menyiapkan generasi selanjutnya lebih hebat dimasanya.."
A.    Hantaran
Tanpa terasa setengah abad lebih, PMII mengawali perjalanan kampus IAIN Jember mulai awal kali kampus ini didirikan pada tahun 1970 dengan nama IAIN Sunan Ampel Cabang Surabaya, kemudian berganti dengan sekolah tinggi, STAIN, dan sampai sekarang berganti lagi menjadi Insitut atau IAIN Jember. Tidak cukup sampai disitu, kabarnya sebentar lagi akan mengentaskan status IAIN menjadi UIN Jember. Tentunya 50 tahun lebih bukan waktu yang sebentar dalam catatan sejarah manusia. Dan selama waktu itu, PMII telah banyak mewarnai dinamika gerakan kampus mahasiswa IAIN Jember dalam permasalahan – permasalahan kultural ataupun permasalahan struktural yang sebagian dari proses mendewasakan kader PMII IAIN Jember itu sendiri.
Seperti halnya organisasi kebanyakan, persoalan masalah kaderisasi dan gerakan selalu menarik didiskusikan dan tidak akan pernah basi. Mengingat kedua hal tersebutlah yang akan membesarkan suatu organisasi dan mencapai tujuan dari visi misi organisasi tersebut. Begitu juga dengan PMII IAIN Jember memiliki formula pengkaderan yang bisa dijadikan sebagai kiblat kaderisasi maupun kiblat gerakan di PMII se-tapal Kuda. Hal ini bisa dibuktikan dengan indikasi dari agenda-agenda yang diadakan oleh rayon maupun komisariatnya selalu menarik minat kader-kader dari luar Jember untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Namun dibalik kemewahan seluruh agenda-agenda yang dilaksanakan ada beberapa yang memang menyisakan problem dan perhatian serius dikalangan alumni.
B.     Karakter pengkaderan di PMII IAIN Jember
Dalam PMII mengenal adanya sistem kaderisasi formal yang termaktub dalam peraturan organisasi (PO) atau AD/ART yang lahir melalui hasil Muspimnas dan disahkan oleh PB PMII selaku pimpinan tertinggi di level kepengurusan PMII. Sistem kaderisasi formal dan non formal yang merupakan sebuah desain pengayoman potensi anggota atau kader serta pemberdayaan sebagai upaya penguatan mata rantai (nasab sejarah) antara junior senior maupun alumni wabil khusus kader dan pengurus dalam menjalankan mandat organisasi sesuai dengan cita cita yang diharapkan. PMII IAIN Jember memandang kaderisasi sebuah harga mati dan mutlak untuk dijalankan. Artinya tidak ada solusi lain untuk tetap menjaga keutuhan PMII IAIN Jember selain merawat dan membumikan kaderisasi, kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun.
Ditiap  level kepenguruan manapun selalu memiliki kultur yang sangat variatif dan komprehensif. menyesuaikan dengan kearifan lokal masing masing daerah. salah satunya di IAIN Jember yang merupakan lembaga berbasis Islam. dihuni oleh mahasiswa diseluruh pelosok tapal kuda. dengan ragam potensi dan progresivitas kader, maka dirasa sangat perlu upaya pengkaderan melalui pendekatan emosional dan membangun atmosfer kekeluargaan. Sejauh proses penulis selama ini, telah lahir beberapa Korp atau Angkatan ditiap tahunnya seperti, Perisai 2013, Mahabbah 2016, Gelombang 2015, Gerimis 2014, Angkasa 2013, Bongkar 2012, God Back 2011, Gema 2010, Gyrox 2009. Dan seterusnya.
Nama nama angkatan atau korp tersebut bukan hanya menjadi identitas bahwa mereka mulai dikader pada waktu itu, tapi dari nama nama tersebut mengusung visi yang sesuai dengan masing-masing kondisi angkatan. Tanpa mengesampingkan ataupun menabrak visi misi yang di usung oleh rayon dan komisariat.
Desain kaderisasi yang sistematis, penulis meyakini akan melahirkan bakal calon atau bibit unggul kader yang mampu mengemban amanat organisasi. Bukan kader micin ataupun kader instan atau kader prematur yang mudah luntur dan mudah goyah diterpa badai. Maka ditiap level angkatan kita dapat menentukan PMII IAIN Jember terdiri dari tingkatan tertinggi yaitu dari unsur alumni, seneor atau demisioner, pengurus rayon dan komsat, staring commite (sc), organizing commite (oc) dan anggota baru yang baru direkrut di Mapaba.

C.    Polemik Laten Tak Berkesudahan
Kuatnya tarik ulur dan gesekan antar sesama kader maupun organisasi tetangga, menjadikan kader-kader PMII IAIN Jember harus mempunyai jiwa fighter (petarung) tidak jarang konflik antar angkatan, konflik kader dan pengurus dan yang lebih umum terjadi konflik di internal angkatan itu sendiri. Sangat sulit mengharapkan kemajuan jika kaderisasi lahir dari kepentingan politis dan sektoral, bisa dipastikan, jangankan menuntut untuk bergerak. wacana solidaritas pun hanya akan menjadi buaian basi. Kelak mereka akan digiring dengan harapan harapan yang serba utopis dan mengancam stabilitas suatu organisasi khususnya PMII. Disisi  lain, desain kaderisasi kultural begitu mengakar kuat, keberadaan orda-orda dan komunitas selama ini ternyata mampu menjadi mitra yang saling mendukung dan saling melengkapi dengan tujuan PMII IAIN Jember sendiri.
Ada sebuah catatan yang tak berujung selanjutnya adalah pengalaman yang dijadikan landasan yg turunkan ke generasi selanjutnya berujung pada kerancuan berfikir (taqlid buta) ketika berada diperforuman sekelas breefing Bimtest. Mapaba dan RTAR/RTK. menjadi sebuah dilema. Karena  bicara validitas kebenaran belum sah dijadikan sebagai pondasi argumentasi. sehingga hal yang terjadi adalah dialektika yang penuh kontradiktif. bukan lagi bernuansa simbosis mutualime yang berujung forum tahunan ini berlarut berkepanjangan dan cenderung menghabiskan umur, tidak tangung-tanggung, dalam perforuman seperti ini baik itu rayon maupun komisariat sangat membutuhkan waktu lama, kisaran paling cepat 2 minggu dan paling lama sampai 3 bulan. Terbesit dalam hati penulis, forum tahunan di IAIN Jember sudah layaknya kongres nasional saja.
Disatu sisi, minimnya ruang-ruang aktualisasi bagi mantan pengurus rayon maupun komisariat pasca selesai menjabat menjadi kader-kader PMII sering dijumpai luntang lantung mencari penghidupan untuk sekedar membeli rokok dan ngopi, para punggawa rayon dan komisariat yang telah berjasa besar membawa PMII selama satu periode sebenarnya layak diapresiasi dan mendapatkan ruang distribusi yang strategis di tengah-tengah masyarakat. Polemik seperti ini lebih sering dijumpai, bukan hanya dirayon maupun komisariat IAIN Jember, terlebih juga terjadi di seluruh lembaga PMII dimanapun dan level kepengurusan apapun.
Keberadaan IKA PMII pun belum seluruhnya menjawab problem alumni yang tengah dihadapi. Minimnya ruang distribusi kader berbanding terbalik dengan kuantitas kader PMII saat ini sebagai organisasi mayoritas diseluruh kampus negeri maupun swasta. Inilah salah satu contoh yang membedakan antara PMII dengan organisasi tetangga sebagai organisasi tradisional dan modern yang sedang gagal merebut ruang-ruang strategis baik dijajaran birokrasi maupun organisasi kemasyarakatan.

D.    Rekonstruksi Kaderisasi PMII
Meskipun banyak ditemui kajian kajian masalah kaderisasi dilevel kepengurusan manapun, baik kaderisasi yang bersifat struktural maupun kultural, kaderisasi formal, nonformal dan informal. Belum ditemukan ada formula khusus yang mampu menjawab problem laten diatas, keterlibatan senior dan alumni dalam ikhwal kaderisasi senyatanya sering kali hanya sebatas mengisi materi kajian diskusi, maupun diklat Mapaba dan PKD. Padahal kaderisasi sebenarnaya tidak melihat ukuran apakah itu kader pengurus, kader, senior maupun alumni yang berarti semuanya unsur harus saling mendukung dan mensinergiskan perannya, tidak hanya sebatas perbedaan kedudukan menjadi skat yang memangkas peluang aktualisasi kader di dunia luar. Skat itu nampak sangat terasa, sehingga terlihat dari luar perihal kaderisasi hanya berputar pada pengurus dan kadernya.
Dalam hal ini bukanlah menjadi upaya mempertanyakan kembali kredibilitas para sesepuh sebagai senior dan alumni yang telah lebih dulu mengenyam garam kehidupan. Perlu adanya refleksi dari para kader-kader PMII sendiri bahwa dunia luar tidak semudah mengkonsep agenda rayon maupun komisariat, berproses beberapa tahun di PMII tidaklah menjamin mendapat tempat yang teduh di masyarakat. Pembekalan dan pemberdayaan potensi kader baik secara sofskill maupuu hardskill harus terus digalakkan, karena bermodal alumni dan lobbiying saja senyatanya tidak bisa dijadikan harapan. Kemampuan kader PMII untuk survive diluar harus benar-benar terfikirkan dengan matang, serta diimbangi dengan relasi yang luas dan pengalaman fighter yang mumpuni.
Paradigma berfikir kader PMII yang lebih menyukai sengsara asal berjamaah harus segera dihilangkan, minimalnya tidak ada lagi statement seperti “mantan punggawa PMII Rayon maupun Komisariat koq nganggur”. Hal demikian haruslah menjadi refleksi setiap kader ditengah kerasnya jaloan pengabdian dirayon maupun komisariat sebagai basis dasar pengkaderan kader-kader PMII.

E.     Refleksi
Badai pasti berlalu, tiap tetes hujan pasti mempunyai makna dan barokah. Munculnya polemik diatas tidak lantas menjadi momok yg menakutkan. tapi disanalah upaya pendewasaan kader. disana juga mengalir benih benih kebijaksanaan yang dipersembahkan para pendahulu kepada generasi selanjutnya. Pergerakan bukan wahana argumentasi, pencetak kader-kader politisi, ruang refleksi dan si si yang lainnya. Tapi sejauh mana akal logika itu terasah, sejauh mana goresan pena itu bergerak, dan sejauh mana 'gerak' perspektif tiap kepala itu terealisasikan dalam sebuah proses yang berkelanjutan.
Jika harus diurai, mungkin akan membutuhkan banyak tinta dan kertas untuk menulisnya, jika harus dijelaskan, mungkin tidak akan cukup satu atau dua jam untuk mendiskusikannya. Sederhananya PMII IAIN Jember masih banyak membutuhkan ruang ruang aktualisasi untuk terus mengasah dan memperbaiki kualitas, perbedaan disetiap periode memberikan corak dan warna tersendiri atas perjalan PMII IAIN Jember yang akan menjadi catatan sejarah panjang. Untuk mengakhiri gagasan yang rancu ini, maka perlu kiranya sinergisitas desain kaderisasi kultural maupun struktural, tidak hanya sebatas paham, tetapi bukti nyata sebuah tindakan. Tentunya dengan tindakan yang sesuai nilai ideologi dan disokong oleh basis kekuatan pengetahuan yang literatif.
Karena kita pergerakan, karena kita mahasiswa, karena kita Islam NU. karena kita Indonesia. kemarin kita PMII. sekarang masih PMII. insyaAllah ilaa akhiri kita tetap PMII. Salam Pergerakan!!!

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember