Jtizen - Kenali media social dan gunakan secara bijak
Media Sosial (Medsos) menjadi hal yang tidak
dipisahkan dalam kehidupan orang saat ini. Mulai dari yang tua sampe yang muda,
remaja sampe dewasa. Seolah tak kenal usia, medsos mewarnai aktifitas setiap
orang di dunia maya. Dari bangun tidur ngecek Wa, mau mandi update status di
pesbuk. Sampai berangkat aktifitas pun, kurang afdzol rasanya kalau tidak selfi
uplod ke Instagram.
Sebenarnya fungsi medsos pun
beragam, tergantung penggunaan dan siapa yang menggunakan. Namun secara umum,
fungsi medsos sebagai alat komunikasi dan memperoleh informasi. Sebagian dari
mereka menfungsikan medsos untuk bisnis, promosi, branding. Bahkan sampai ke
hal-hal negative. Semuanya jadi satu di medsos. Tergantung para penggunanya.
R.I.P BlackBerry Messangger (BBM), WeChat, KaokahTalk,
Line, dan lain-lain.
Belakangan, beragam medsos saat ini
masih mendapat tempat teduh di masyarakat dunia maya. Tentunya nama-nama medsos
beken seperti WhatApps (WA), Instagram, Twitter, dan Facebook. Itu mungkin yang masih eksis saat
ini dan yang paling banyak dipakai oleh orang. Namun, medsos kan banyak,
sebelum munculnya medsos itu, ada medsos yang eksistensinya mulai redup, bahkan
nyaris punah dari peredaran deretan medsos.
Sebut saja mereka BBM dkk. Mungkin
sebagian dari kita pasti bertanya-tanya. Kemana mereka selama ini, Kira-kira
seperti apa sekarang keadaannya, apa sudah menyusul para pendahulunya seperti
Friendster atau MIRc. Dan kira-kira apa komentar mereka yang sebelumnya pernah
jatuh hati pada medsos-medsos (kuno) itu.
Medsos yang anti gangguan dan praktis, lebih banyak
diminati
Bagi milenial, medsos lebih dari
sekedar ruang komunikasi dan lahan informasi, tapi sudah menjadi tuntutan. Jika
tyidak terpenuhi, milenial akan mencari pilihan-pilihan tertentu untuk
memuaskan hasrat keingintahuannya. Terlebih, setiap saat dan setiap waktu,
mereka akan mencari kemudahan, efisiensi, praktis, dan tak kalah penting
ekonomis alias murah. Sekedar info aja, keberadaan BBM dkk dari info yang
tertkahir didengar oramng adalah saham BBM dijual ke Android. Dan sketika itu,
banyak orang beralih ke android. Dan dampak dari itu, banyak posisi Hape BBM
mulai tergantikan dengan android, hingga
aplikasi medsos pun tak luput dari
bidikan android.
Hal itu dialami Mahbub Junaidi,
salah seorang pemuda yang hobinya demen banget mantengin medsos setiap saat. dia
mengaku sebelum teman-teman sebayanya memiliki akun BBM, dia sudah memilikinya
terlkebih dahulu. “Dulu awal kuliah temen sekelas saya hanya satu dua yang
punya salah satunya saya. Mereka rata-rata masih memakai hape nut tinut yang
hanya busa internetan dan fb,an,” tuturnya.
Menurutnya, keberadaaan medsos
seperti BBM dkk itu mulaikurang diminatio karena kurang praktis. Terutama untuk
kantong pelajar yang semuanya serba ingin murah. “Belum lagi ketika gangguan, BBM dijual
katanya karena sering gangguan,” tutur pemuda 26 tashun itu. Dia bahkan rela
membagi jatah uang makannya untuk supaya jatah beli kuota tetap berjalan.
Kalau mereka ada lagi, kira-kira akan ngehits seperti
awal kemunculannya apa tidak ?
Mungkin sebagian orang akan sulit memprediksi kemungkinan.
Tapi kalau sekedar berkomentar boleh lah. Seperti yang yang dikatakan oleh
Ahmad Rofiki, salah seorang vlogger asal Panti yang tiap hari tidak pernah
absent live di instangram. Menurutnya, medsos BBM dkk itu sudah tak akan mampu
menggantikan posisi medsos saat ini.
Dengan total penggunaan mencapai 20
juta lebih, BBM dkk je;las diakuinya sudah gulung tikar. “Karena eranya sudah
ganti. Dulu eranya BBM, Wechat dan lain-lain itu kurang bias menyesuaikian
dengan perkembangan dan tunutan pengguna yang semakin beragam. Sekarang diganti
eranya IG dan Whatsapps dll,” tuturnya.
Kalaupun bias muncul lagi, tak akan
se familiar sepertti awalkali kemunculannya. Hal senada juga dikatakan oleh
Sulisatul Hasanah, salah seorang mahasiswa pascasarjana IAIN Jember.
Menurutnya, kemungkinan BBM dkk
akan muncul lagi tak akan lebuh dari 10 persen. “Kalaupun muncul, mungkin hanya
bertahan beberapa bulan. Atau malah tidak sampaisebulan udah tenggelam lagi,
tutur mahasiswi 26 tahun itu. (mg2)
Komentar