Ajarkan Toleransi Untuk Milenial,


Nobar Film : Puluhan pemuda tengah berpose saat setelah nobar 'Bumi Itu Bulat' di CGV Roxy square pada Senin kemarin, (15/4).

Film 'Bumi itu Bulat' Dianggap Recommended
 KALIWATES, 15/4/19 - Nonton Bareng (Nobar) sebuah film memang menjadi salah hal yang digemari oleh sejumlah kalangan, terutama anak-anak muda. Dengan mengusung tema Toleransi, film besutan sutradara Ron Widodo menjadi populer bagi sejumlah kalangan, bahkan sebagian dari mereka merekomendasikan untuk menonton film tersebut.
Termasuk yang dilakukan oleh sejumlah pemuda Jember yang terhimpun dalam beberapa organisasi, dengan latar belakang yang berbeda-beda, mereka terlihat cukup antusias menonton film yang ditayangkan perdana di bioskop CGV Roxy Square.
Beberapa organisasi yang menjadi wadah anak-anak muda tersebut hadir dengan memborong tiket untuk mengajak para kader-kadernya menonton. Seperti organisasi GP Ansor Jember, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, IPNU dan lain-lain.
Salah perwakilan pemuda yang turut hadir pada nobar tersebut adalah Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi. Menurutnya, film tersebut layak ditonton oleh kalangan anak muda. Dalam film tersebut Ayub menjelaskan sedikit gambarannya yang mengisahkan perbedaan yang dibalut dengan nilai toleransi. “Biar generasi pemuda semakin paham, bahwa Indonesia itu terdiri dari berbagai macam perbedaan," tuturnya.
Atas dasar perbedaan, lanjut Ayub, masyarakat diikat dengan istilah yang menurutnya sering didengungkan, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak hanya berlaku dalam skala nasional, Ayub menjelaskan jargon tersebut harus sudah mendarah daging pada masyarakat Jember. “Kalau milenial kurang mengena ngajarin mereka pake ceramah. Kalau nobar itu mereka bisa paham," imbuh pria yang akrab disapa Cak Ayub itu.
Di Jember sendiri menurut Ayub, sudah ada beberapa praktek intoleransi terhadap dasar-dasar negara. Hal tersebut yang tengah digawai oleh temen-temen Ansor dan Banser. “Selama ini banyak organisasi yang perlu kita dekati, apalagi di daerah kampus dan tempat-tempat lain," imbuhnya. Ayub meyakini, dengan mengajar kader-kader nobar, berharap besar generasi milenial bisa paham akan toleransi. “Peran sinergis antara pemuda dan alim ulama, paham-paham intoleransi tersebut bisa kita minimalisir," ujarnya.
Sementara itu, Wildan Kusuma, salah satu anak muda yang menggerakkan para anggotanya untuk nonton film tersebut mengaku, nobar film itu memang sengaja dilakukan untuk mengisi waktu luang. Dia bahkan tidak segan untuk merogoh kocek lebih banyak untuk borong tiket agar teman-temannya bisa ikut nonton. “Selama ini banyak film yang mengisahkan tentang pemuda. Tapi film yang bisa mengedukasi mereka sangat sedikit," tuturnya.
Film yang berdurasi 1 jam 43 menit itu menurut Wildan penuh inspirasi akan nilai-nilai kehidupan. Dia berharap besar, pemutaran film sejenis dapat dilaksanakan dilain waktu. “Bagi teman-teman yang belum nonton, film tersebut sangat recomended untuk dilihat,” pungkasnya. (mg2)



Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember