Ajarkan Toleransi Untuk Milenial,
Nobar Film : Puluhan pemuda tengah berpose saat setelah nobar
'Bumi Itu Bulat' di CGV Roxy square pada Senin kemarin, (15/4).
Film 'Bumi itu Bulat' Dianggap Recommended
Termasuk yang dilakukan oleh
sejumlah pemuda Jember yang terhimpun dalam beberapa organisasi, dengan latar
belakang yang berbeda-beda, mereka terlihat cukup antusias menonton film yang
ditayangkan perdana di bioskop CGV Roxy Square.
Beberapa organisasi yang
menjadi wadah anak-anak muda tersebut hadir dengan memborong tiket untuk
mengajak para kader-kadernya menonton. Seperti organisasi GP Ansor Jember, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember, IPNU dan lain-lain.
Salah perwakilan pemuda yang
turut hadir pada nobar tersebut adalah Ketua GP Ansor Jember Ayub Junaidi. Menurutnya,
film tersebut layak ditonton oleh kalangan anak muda. Dalam film tersebut Ayub
menjelaskan sedikit gambarannya yang mengisahkan perbedaan yang dibalut dengan
nilai toleransi. “Biar generasi pemuda semakin paham, bahwa Indonesia itu
terdiri dari berbagai macam perbedaan," tuturnya.
Atas dasar perbedaan, lanjut
Ayub, masyarakat diikat dengan istilah yang menurutnya sering didengungkan, yaitu
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak hanya berlaku dalam skala
nasional, Ayub menjelaskan jargon tersebut harus sudah mendarah daging pada
masyarakat Jember. “Kalau milenial kurang mengena ngajarin mereka pake ceramah.
Kalau nobar itu mereka bisa paham," imbuh pria yang akrab disapa Cak Ayub itu.
Di Jember sendiri menurut Ayub,
sudah ada beberapa praktek intoleransi terhadap dasar-dasar negara. Hal
tersebut yang tengah digawai oleh temen-temen Ansor dan Banser. “Selama ini
banyak organisasi yang perlu kita dekati, apalagi di daerah kampus dan
tempat-tempat lain," imbuhnya. Ayub meyakini, dengan mengajar kader-kader
nobar, berharap besar generasi milenial bisa paham akan toleransi. “Peran
sinergis antara pemuda dan alim ulama, paham-paham intoleransi tersebut bisa
kita minimalisir," ujarnya.
Sementara itu, Wildan Kusuma,
salah satu anak muda yang menggerakkan para anggotanya untuk nonton film
tersebut mengaku, nobar film itu memang sengaja dilakukan untuk mengisi waktu
luang. Dia bahkan tidak segan untuk merogoh kocek lebih banyak untuk borong
tiket agar teman-temannya bisa ikut nonton. “Selama ini banyak film yang
mengisahkan tentang pemuda. Tapi film yang bisa mengedukasi mereka sangat
sedikit," tuturnya.
Film yang berdurasi 1 jam 43
menit itu menurut Wildan penuh inspirasi akan nilai-nilai kehidupan. Dia
berharap besar, pemutaran film sejenis dapat dilaksanakan dilain waktu. “Bagi
teman-teman yang belum nonton, film tersebut sangat recomended untuk dilihat,” pungkasnya. (mg2)
Komentar