Dedikasi Dokter Bangun Kesadaran Hidup Sehat Masyarakat Di Desa Terpencil


INSPIRATIF : drg Ade Kusmaningsih, berharap bisa terus ambil peran ditengah masyarakat untuk membangun kesadaran hidup sehat.

Tenaga Medis Tidak Hanya Untuk Kota, Namun Juga Desa
Kesehatan adalah soal keberlangsungan hidup yang menjadi kebutuhan setiap orang. Dengan alasan tersebut, tak banyak pihak yang memiliki kesempatan menjadi tenaga medis. Namun ada dari mereka yang rela menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya mengabdikan diri menjadi tenaga medis untuk masyarakat. Hal itulah yang tengah dilakukan oleh drg Ade Kusmaningsih, seorang dokter gigi umum yang bertugas Puskesmas Desa Cumedak.
Maulana, Ledokombo
20/4/19

Sosok seorang dokter memang cukup familiar, karena bisa diterima oleh setiap lapisan masyarakat. Hampir setiap anak-anak yang pernah duduk dibangku sekolah dasar, tentu pernah mencita-citakan profesi mulia itu. Dibalik kedudukannya itu, tidak semua dokter mendedikasikan dirinya terjun ke masyarakat yang tinggal dipelosok atau jauh dari perkotaan.
            Seperti yang dilakukan oleh drg Ade Kusmaningsih. Perempuan kelahiran Sumatera itu mengaku cukup lama mendedikasikan dirinya ke masyarakat Desa Cumedak. Dia mengatakan, sejak awal kepindahan dari tanah kelahiran hingga ke Jember, dia tidak sekalipun pernah pindah atau mengajukan pindah ke tempat lain. “Awal masuk pada 2005. Waktu itu saya masih jadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dokter,” tuturnya.
Selama masa pengabdiannya, perempuan yang akrab disapa dr Ningsih itu mengaku banyak menemukan banyak hal dan belajar banyak dari masyarakat. “Awal saya datang, saya kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat. Karena masyoritas bahasa madura, sedangkan saya hanya bisa bahasa Indonesia,” tuturnya. Ningsih merasa senang karena bisa lebih dekat dengan masyarakat sejak awal dikenalnya.
            Meskipun berlatar belakang dokter gigi, perempuan yang juga menjabat sebagai PLT Puskesmas Cumedak itu juga mengaku banyak terlibat diberbagai kegiatan sosial puskesmas. “Saya terlibat dalam memantau ibu hamil di desa. Ada lagi progam satu rumah satu jamban. Semuanya masih berjalan sampai sekarang,” imbuhnya.
Menjadi tenaga medis di desa terpencil lebih dari sekedar panggilan profesi. Hal itu menjadi salah satu keyakinan dokter 39 tahun itu. “Seorang dokter gigi atau umum sebenarnya bukan untuk masyarakat perkotaan saja. Tapi mereka yang di pedesaan jauh lebih membutuhkan,” ujarnya.
Dia juga mengutarakan harapan besarnya, kepada setiap anak yang memiliki cita-cita menjadi dokter atau kepada calon sarjana dokter. “Di desa rasio seorang dokter dengan masyarakat adalah 1;1000. Itu artinya tugas seorang dokter tidak akan pernah selesai,” pungkasnya (mg2)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember