Pedagang Pastikan Harga Sapi Jelang Ramadan Tetap Stabil


GAWAI TRANSAKSI : Aktifitas para pedagang sapi di Pasar Sapi Desa Rowotamtu Rambipuji
RAMBIPUJI, 13/4/19 – Jelang Ramadan, sejumlah harga barang kebutuhan pokok memang mulai mengalami kenaikan. Namun hal itu tidak untuk harga sapi. Meskipun beberapa pedagang sapi menganggap harga daging sapi mulai naik, namun mereka memastikan harga sapi sendiri tak akan mengalami kenaikan hingga Ramadan nanti.
Salah satu pedagang sapi, Iegho Aprilianto membenarkan, harga sapi di pasaran saat ini memang cukup stabil. Hal itu menurutnya dikarenakan semakin berkurangnya petani yang masih ternak sapi. Ada sapi untuk jagal, ada sapi yang digunanakan ternak petani. “Yang sering mengalami kenaikan adalah sapi yang diambil oleh jagal itu,” tuturnya. Jagal itu mengambil sapi untuk dijual kembali, hal itu yang membuat harga daging sampi sering mengalami kenaikan dan penururnan.
Harga sapi dipasaran untuk kedua jenis itu diakui Iegho cukup beragam. Seperti sapi metal, touris, dan limousine. Ketiga jenis sapi itu menurutnya melihat kondisi fisik sapi. “Jika kondisi sapi bagus, penjual atau pembeli tak dijadikan daging kiloan. Namun untuk di ternak, itu yang diminati oleh petani dirumahan,” imbuhnya.
Sedangkan untuk sapi yang dijual dagingnya, Iegho menjelaskan sapi yang memiliki kualitas standar, seperti kondisi fisik, berat badan dan kesehatan. Untuk melihat kualitas sapi tersebut, pedagang asal Kasiyan Puger itu menjelaskan beberapa kriterianya. “Kalau sapi bagus, bisa dilihat salah satunya dari pahanya. Dan kondisi moncongnya,” tutur Iegho.
Sementara untuk harganya, harga sapi melihat kondisi fisik dan jenis sapinya. Hal itu diungkapkan oleh Pak Pou, pedagang sapi asal Badean Bangsalsari. “Sapi yang biasa dicari oleh petani kisaran Rp 18-25 Juta. Sedangkan yang biasa dicari jagal hanya mengutamakan kegemukan sapi,” tuturnya.
Harga sapi tersebut menurut Pak Pou akan terus stabil jika para penjual adlah para petani dan orang-orang biasa, bukan jagal. Dia juga menjelaskan, kalau sapi yang dibeli petani untuk di ternak, dan diambil anaknya. Sedangkan jagal itu dijual, ketika tidak sesuai dengan permintaan, harga bisa-bisa naik. Itu diakui Pak Pou membuat sapi ternak lebih stabil harganya dari pada harga daging sapi sendiri. “Justru ketika masuk hari qurban, sapi petani dan ternak ini yang akan meroket harganya. Dan daging sapi jagal akan anjlok harganya,” pungkasnya.  (mg2)


Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember