Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Tumbuh Suburlah, Jangan Kabur!!! Kader PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (RFTIK)

Gambar
(Sebuah Refleksi Kritis Terhadap Progessifitas Kader dan Anggota) By: filsuf proletar Sejak dulu anggota dan kader PMII rayon tarbiyah dan ilmu keguruan terkenal akan kuantitas kadernya yang banyak, itu terbukti hampir disetiap agenda formal mapaba pada tiap tahunnya meningkat, selain peminat pada fakultas tarbiyah sendiri yang banyak dan didukung dengan beberapa prodi baru, juga   rayon tabiyah merupakan salah satu rayon tertua yang melahirkan kader – kader yang beberapa diantaranya saat ini telah menjelma menjadi public figure, baik yang duduk di tataran birokrasi , peneliti, maupun sebagai penggiat pendidikan. Hal ini semakin mempertegas bahwasanya PMII RFTIK masih bisa eksis, dan berkomitmen dalam mencetak kader yang kompetiti dalam rangka transformasi nilai – nilai yang terkandung dalam ideology PMII. Namun seiring berjalannya waktu, progessifitas kader yang sulit terbendung seakan turut mengundang pekerjaan rumah yang besar ditiap periode pengurusan, kecakapan da

Wasiat untuk si fulan

Gambar
Wasiat untuk si fulan By : filsuf proletar Saat azan shubuh menyapa, bumi tempat ragaku terbaring berbisik, “bangunlah wahai bany adam, kau diciptakan tidak hanya untuk ini, ingat.!!! Tempat kembalimu suatusaat ada didalam perutku..” Lalu ku terbangun, sembari memetik hasil dr bunga tidurku, lalu ku lihat pesan medsos di hpku, serentak air di dlm kamar mandiku berteriak..”mengapa kau asyik dengan urusan duniamu, cepatlah berbegegas dan ambillah aku untuk membersihkan seluruh ragamu, sebelum aku diambil orang lain untuk membersihkanmu…” Sesaat aku sholat kumulai dgn tahbiratul ihram, sajadahku lantas menyindir.. “kau mampu tampil gagah, anggun, bersih dan wangi ketika kau mengurusi duniamu, tetapi kenapa itu tidak kau lakukan ketika kau menghadap tuhanmu..?” Menjelang   pagi, kupersiapkan semua sebelum berangkat ngampus, namu lagi lagi pakaianku seoalah berkata, pakailah bajumu yg bagus, mana saja kau sukai, tapi kelak pakaian kebanggaanmu itu hanya berbentuk ka

HAM & LGBT

Gambar
HAM & LGBT Oleh: Maulana al-Fatih Masyarakat indonesia akhir akhir ini digemparkan dengan fenomena hubungan sesame jenis atau yang lazim disebut dengan (LGBT) yang merupakan kepanjangan dari lesby, gay, bisekual dan transgender. Dengan berdalih mengedepankan asas asas kemanusiaan dan menjungjung tinggi nilai HAM yang termaktub dalam UU 1945 amandemen II pasal 28 ayat 2. Pengertian dari LGBT sendiri merujuk dari beberapa kata yaitu, lesbi ialah hubungan antara wanita menyukai wanita, gay ialah hubungan antara laki – laki menyukai   laki – laki, biseksual ialah hubungan anatara perempuan yang menyukai laki – laki tetapi juga menyukai perempuan dan transgender ialah ialah hubungan antara laki – laki yang menyukai   perempuan tetapi juga menyukai laki – laki. Sejarah LGBT sebenarnya bukan fenomena baru di Iindonesia, karna jauh jauh hari LGBT sudah ada lama di Indonesia, akan tetapi isu kemunculannya baru terangkat akhir akhir ini berkat kasus actor entertainment

Menggagas Prospek Pendidikan yang Cerah

Gambar
Menggagas Prospek Pendidikan yang Cerah Oleh: Maulana al-Fatih Institute Agama Islam Negeri IAIN Jember A.     Hantaran Pendidikan menjadi salah satu wahana transformasi   nilai - nilai agama, sosial maupun budaya yang hadir di tengah-tengah semua lapisan masyarakat dengan ragam sistem serta paradigma pendidikan yang dapat dinilai secara umum memiliki tujuan yang sama. Pendidikan juga merupakan bagian dari kehidupan ummat manusia yang sulit untuk dipisahkan, karna sejatinya manusia sendiri mulai dari kandungan pun sudah mengenyam yang namanya pendidikan . Sebagian dari masyarakat sangat mempercayai kehadiran lembaga pendidikan seperti sekolah mampu memberikan konstribusi nyata dalam tiap lulusannya. Harapan masyarakat sebagai orang tua menginginkan putra putri mereka memiliki kualitas dan daya saing yang siap pakai baik dimasyarakat maupun didunia karir. Pandangan seperti ini masih kental melekat ditengah masyarakat, mereka rela menghabiskan biaya besar demi menyekol