Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember

Membingkai Peluang dan Tantangan Menjadi Harapan

Kaliwates, 10/7/19 - Sosok perempuan memang unik. Terlebih mereka yang hidup di lingkaran organisasi pergerakan. Peran dan kontribusinya seringkali dianggap sebelah mata karena superioritas kaum Adam yang begitu kuat. Hal itu membuat kiprah kader perempuan seringkali tersisih dan dipertanyakan saat duduk di level kepengurusan.

Namun, dibalik sikap feminimnya, perempuan yang mampu bertahan, mereka tampil cukup heroik. Bukanlah perkara mustahil, kiprah perempuan dinantikan oleh para penikmat dan pecandu. Membongkar segala kemungkinan yang kadang diluar nalar. Membuat semacam gebrakan, tampil di garda terdepan, menahkodai organisasi yang tengah dilanda krisis literasi dan gerakan.

Pada momen Rapat Tahunan Anggota Rayon (Rtar) 2019 ini, seolah kenyataan itu mulai terjawab. Peran dan kontribusi perempuan akan diuji untuk gawai selama satu periode kepengurusan sebagai Nahkoda baru. Sebagai mode perdana kepemimpinan perempuan, tentunya hal itu akan menarik dan mengundang decak penasaran mereka, para kader dan senior yang sudah lebih dulu mengeyam garam kehidupan rayon.

Tepat pada pada Selasa kemarin, (9/7), sakralitas forum tertinggi tingkat rayon itu melahirkan sejarah baru. Yaitu tampilnya Kholisatul Hasanah sebagai Ketua Rayon periode 2019-2020.  Kemunculannya sebagai ketua terpilih dengan mengantongi sebanyak 80 suara, mungkin bukan sebuah kebetulan. Atau bisa jadi sebuah kebutuhan rayon yang saat ini telah berusia setengah abad lebih.

Di balik sosok anggun nan penuh santunnya, tugas berat mulai dipikul kader Jurusan Tadris Bahasa Inggris itu. Sosoknya sebagai Mandataris Ketua Rayon ke-40 tidak lantas berbekas menjadi simbol dan percobaan. Mengingat, Rayon tertua ketiga di Jember itu selama periode kepemimpinan, belum pernah sekalipun lahir ketua rayon dari kalangan perempuan.

Fakta ini menjadi alarm keras bahwa Rayon Ftik IAIN Jember telah menumbangkan superioritas laki-laki yang selama ini banyak mewarnai kehidupan rayon. Di sisi lain, fakta tersebut menjadi spirit baru bagi kader Rayon Ftik yang sejak dulu selalu didominasi oleh kaum hawa. Sosok Lisa (Sapaan akrab Kholisatul Hasanah) digadang-gadang harus mampu memiliki daya magnetis terhadap kiprah kader putri lainnya. Jika hanya sekedar simbol kepemimpinan perempuan, sejarah bisa saja terulang kembali. Yakni problem-problem akut nan klasik era kepemimpinan ketua rayon sebelum-sebelumnya.

Selain tugas beratnya itu, kepengurusan periode sebelumnya yang mengusung misi 'Peremejaan' nampaknya bisa sedikit membawa angin segar. Pasalnya, kepempimpinan Lisa yang dimotori oleh Angkatan 2017, hanya menyisakan satu angkatan di bawahnya. Yaitu angkatan 2018. Meskipun sedikit ringan, namun bukan berarti perkara mudah. Karena sepanjang tubuh organisasi berjalan, bola panas akan terus bergulir sebagai dinamika dalam hidup berorganisasi. Akan ada suatu saat dibenturkan, tak dihargai, dan terjebak pada pilihan-pilihan bah buah simalakama.

Terlepas dari itu semua, mau tidak mau, suka tidak suka, senior dan alumni di luar pagar harus mulai membiasakan diri. Karena sejatinya, setiap kader butuh semacam panggung sebagai ruang aktualisasi segenap potensinya. Semua bisa berdalih untuk 'Pendewasaan', namun tidak semua murni bersifat Pengkaderan. Tampilnya Sahabati Lisa memang sebuah torehan sejarah baru. Namun bukan berarti mengundang permasalahan baru.

Tak Ayal, setengah abad lebih PMII Rayon Ftik bukanlah usia muda untuk ukuran organisasi. Aksi Heroik seorang Lisa pun perlu ditopang dengan sinergitas para pengurus, senior dan alumni. Bukan perkara mudah, tetapi juga bukan tidak mungkin, PMII Rayon Ftik kedepannya akan lepas landas meninggalkan budaya-budaya kolot dan mengkerdilkan nalar menuju arah baru penuh pendewasaan. Tentunya yang sesuai dengan tujuan PMII yang tertuang dalam AD/ART.



Jember, 10 Juli 2019
Salam Hormat.

Maulana al-Fatih
(Kader Gagal '13)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi