Gagal Ikuti Ujian Pertama

photo by Maulana al-Fatih


UJIAN PERDANA : Hari pertama UAMBDK MI serentak dilaksanakan jumat kemarin (5/4/19)

Siswa MI Gagal Ikuti Ujian Pertama
BANGSALSARI – Ujian Akhir Madrasah Berstandar Daerah Berbasis Komputer (UAMBD-BK) Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2019 mulai digelar jumat kemarin (5/4). Sejumlah madarasah yang menggelar ujian, terlebih dahulu harus melakukan singkronisasi. Hal itu dilakukan untuk menghubungkan jaringan yang dipakai ujian terkoneksi dengan jaringan server pusat. Jika singkronisasi itu gagal, jaringan madrasah tidak bisa login ke server pusat. Dan akibatnya, siswa tidak bisa mengikuti ujian.
Seperti yang terjadi di MI Al - Hasani Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari, karena jaringan tidak bisa terkoneksi dengan server, ujian terpaksa ditunda. Menurut Kepala Madrasah Ahmad Zainul Arifin SPd mengatakan, gelaran ujian pertama dilembaganya itu memang sempat membuatnya khawatir. Pasalnya, madarasah yang dipimpinnya itu memiliki persiapan yang cukup minim dalam menggelar UAMBD-BK. “Lokasi madrasah ini cukup terpencil. Tak hanya akses transportasi, akses internet pun juga sulit sinyal,” akui Zainul.
Akibat gagal singkronisasi itu, Zainul terpaksa memulangkan siswanya lebih awal. “Sebenarnya kita sayangkan ujian perdana gagal. Tapi mau gimana lagi, kami tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya.
Saat ini, Zainul tengah mengusahakan agar masalah di lembaganya segera terselesaikan. Pihaknya berkoordinasi dengan sejumlah panitia ujian. “Kami sudah mengadukan permasalahan ini kepada Kasi Pendma Kemenag Jember. Dan insyaallah besok kita sudah teratasi,” tutur pria 28 tahun.
Akibat kegagalan ujian perdana tersebut, belasan siswa MI Al Hasani harus harus menanggung ujian susulan. Hal itu disayangkan oleh Zainul, menurutnya, ujian susulan nanti ingin digunakan untuk siswa yang tidak bisa hadir karena sakit atau sejenisnya. “Sebenarnya kejadian ini sempat kami fikirkan kemarin. Namun kami sulit menghindarinya,” imbuhnya.
Ujian yang memanfaatkan smartphone tersebut menurutnya kurang efektif bagi siswa-siswi se usia kelas MI. “Kita ingin ujian sukses. Tapi ujian menggunakan HP bagi anak-anak itu sangat berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan psikologinya,” pungkas Zainul.
Selain itu, hal yang sama juga terjadi di MI Islamiyah Desa Gumelar Kecamatan Balung, meskipun berhasil melaksanakan ujian, namun ketika proses singkronisasi sempat mengalami masalah yang sama. Kepala Operator MI Islamiyah Desi Pradita mengatakan, proses singkronisasi yang dilakukannya memang sempat berkendala. “Ujian hari pertama selesai hampir menjelang jumatan. Karena proses singkronnya sangat memakan waktu,” tutur Dita.
Menurutnya, ujian disekolahnya itu dimulai cukup siang. Hal itu sempat membuatnya khawatir pihak sekolah jika gagal singkron. “Proses singkron mulai pagi hingga siang baru nyambung. Kita kasihan sama anak-anak juga, dan cukup memakan waktu,“ imbuhnya. (mg2)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember