Tak ingin ajukan bantuan pemerintah, Warga swadaya renovasi mushola
|
Rombak Total: Kondisi mushola yang sudah puluhan tahun, menggugah
kepedulian warga untuk dibvangun dengan swadaya.
BALUNG, 02/02/19 - Kondisi
bangunan mushola yang telah termakan usia, membuat sejumlah warga Dusun Krajan,
Desa Tutul tergerak untuk merenovasinya. Dengan biaya yang dihasilkan dari
sistim swadaya, masyarakat secara sukarela menyumbang material untuk renovasi.
Rencana tersebut diputuskan setelah beberapa warga beserta tokoh agama
mengadakan musyawarah membentuk panitia pengerjaan renovasi.
Ketua
panitia renovasi mushola, Qodli, 48, mengatakan, mushola yang berdiri di atas
tanah hibah milik Alm Asmah itu memiliki luas kurang lebih 350 meter persegi.
Menurut dia, kondisi bangunan mushola yang telah berdiri pada tahun 1980 itu
memang sudah layak direnovasi. Pengerjaan renovasi itu meliputi bagian atap, genteng,
lantai, dan kamar mandi mushola.
“Mulai
mushola didirikan, sampai pada renovasinya, masyarakat sini selalu swadaya
mengerjakannya “, ujar Qodli. Kata dia, bantuan dari masyarakat selama ini
menjadi amanah yang harus dipergunakan dengan tepat. Bantuan tersebut
menurutnya, bisa berupa, semen, asbes, pasir, dan lain-lain. Bahkan menurutnya,
masyarakat sekitar mushola ada yang sedia menanggung ongkos tukang selama
pengerjaan renovasi.
Dia
juga menambahkan, selama ini swadaya masyarakat dirasa cukup untuk proses
renovasi musholla. “Sebenarnya kita bisa
ajukan proposal ke pemerintah desa, tapi itu tidak kami lakukan”. Tutur Qodli.
Menurut dia, pengajuan bantuan kepada pemerintah desa selalu terkendala dengan
sistim birokrasi desa. Dia mengakui, orang-orang kecil seperti dia dan warga
lainnya, sulit untuk mendapatkan persetujuan pemerintah desa.
Renovasi
mushola yang ditargetkan selesai sebelum ramadhan itu, juga diakui oleh Fakih,
53, salah satu putra pemilik tanah mushola. Menurutnya, pengerjaan renovasi
memang memakan waktu yang cukup lama. “Panitia memang tidak menarget sumbangan
dari warga. Karena sumbangan dari mereka itu datang secara bertahap”, ujar pria
yang juga sebagai tukang dalam pengerjaan renovasi tersebut.
Menurut
Fakih, saat ini tahap pengerjaan mushola tersebut sudah mencapai 60 persen. Dia
juga mengharapkan pengerjaan mushola tersebut dapat terencana sesuai harapan.
“Mushola menjadi tempat mengaji anak-anak kecil. Jadi kita tidak ingin adanya
renovasi yang lama, justru berdampak pada proses belajar anak-anak kita”, ucap
Fakih. (mg/maul)
Komentar