Kawal UNBK MI, Pendma Kemenag Jember Giat Sosialisasi
|
Sosialisasi:
Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag
Jember menyampaikan regulasi pelaksanaan UAMBDK di depan para kepala madrasah
dan operator.
AMBULU, 26/02/19 - Menjelang pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Daerah Berbasis Komputer
(UAMBDK), Penddidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Jember, mulai gencar sosialisasi. Langkah tersebut
diambil sebagai bentuk pengawalan kesiapan lembaga madrasah ibtidaiyah (MI) dalam
menyiapkan dan melaksanakan ujian berbasis komputer.
Acara yang berlangsung di
Aula Mima 32 Salafiyah Syafi'iyah, Karanganyar, Ambulu (selasa 26/02) itu
dihadiri oleh pihak kasi pendma, pengawas kecamatan, kepala madrasah beserta
operator se Kecamatan Ambulu, Balung, Puger dan Wuluhan. Acara tersebut
merupakan rangkaian agenda sosialisasi pendma yang dilaksanakan serentak kepada
MI se Kabupaten Jember.
Pengawas Kecamatan
Ambulu, Heri Susanto, dalam sambutannya mengatakan, sosialisasi ujian tersebut
perlu dukungan penuh dari pendma dan semua kepala madrasah. Menurutnya, selama
ini madrasah ibtidaiyah hanya menggunakan ujian seperti pada tahun-tahun
sebelumnya. "Ujian berbasis komputer ini merupakan kebijakan baru. Mulai
dulu belum pernah MI mengadakannya", ujar Heri.
Heri juga meminta kepada
pihak madrasah yang hadir di acara tersebut, untuk dapat mengikuti setiap
agenda atau kebijakan apa pun dari pendma. Karena menurutnya, jika terjadi
masalah, bukan hanya madrasah yang direpotkan, tetapi siswa juga menjadi
korban. "Sekali saja agenda semacam ini dilewatkan, maka madrasah banyak
ketinggalan informasi", tambah Heri.
Kepala Operator Pendma,
Huda, membenarkan pelaksanaan UAMBDK pada 18-22 Maret mendatang membutuhkan
persiapan yang matang. Menurutnya, perencanaan tersebut meliputi pengadaan genset,
komputer untuk server, serta seorang teknisi yang mumpuni. "Kami menyadari
semua madrasah pasti terkendala fasilitas. Oleh karena itu kami sampaikan juklisnya
untuk mensiasati problem tersebut", tutur Huda.
Menurut Huda, ujian
berbasis komputer itu bisa dijalankan menggunakan smartphone dengan spesifikasi menengah. Dia menyarankan, jika
madrasah kesulitan untuk pengadaan komputer, maka madrasah bisa menggunakan
android. "Aplikasinya tinggal instal, yang perlu diperhatikan nanti
bagaimana mengkoneksikan perangkat dengan sistem server", tambah Huda.
Pihaknya juga memberikan
saran kepada madrasah bahwa dalam pelaksanaan simulasi hingga menjelang hari
ujian, pihak madrasah perlu membangun komunikasi yang baik. "Kendala itu
pasti ada. Namun bisa kita minimalisir. Makanya kami sarankan lembaga jangan
putus koordinasi dengan pengawas dan KKMI (Kelompok Kerja Madrasah
Ibtidaiyah,red)", pungkas Huda. (mg4/sh)
Komentar