Kelola Potensi Desa, Optimalkan Keberadaan Bumdes

FOTO : MAULANA AL-FATIH
Masih Berusaha : Kepala Desa Balung Kulon, Samsul Hadi terus mengupayakan Bumdes yang dikelolanya lebih produktif
BALUNG, 28/01/19 - Desa Balung Kulon Kecamatan Balung memiliki cara tersendiri dalam mengelola potensi desa, potensi tersebut dikembangkan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang didukung penuh oleh pemerintah desa yang bekerjasama dengan masyarakat.

Beberapa progam yang dikelola oleh bumdes tersebut diantaranya, kerajinan tangan (Handcraft), bank sampah, dan ternak ayam Jowo Super (Joper). Dari bermacam potensi tersebut, berhasil disulap menjadi produk-produk unggulan yang mampu menghasilkan rupiah.

Bumdes yang berdiri mulai akhir tahun 2016 dan mulai beroperasi diawal tahun 2017 tersebut, telah menelan anggaran sebesar Rp 110-125 juta setiap tahunnya. Bumdes tersebut menjadi salah satu progam kerja unggulan pemerintah desa untuk mengembangkan potensi dan sumber daya manusia (SDM) Desa Balung Kulon. Keberadaan bumdes menjadi wadah dari produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang bermitra dengan pemerintah desa.

Kantor Bumdes yang beralamatkan di Jl PB Sudirman Dusun Krajan Lor Desa Balung Kulon, menjadi lokasi yang cukup strategis untuk dijangkau oleh masyarakat, karena berada dipusat wilayah desa. Kantor tersebut berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 30 meter persegi, dengan status kepemilikan atas nama pemerintah Desa Balung Kulon.

Kepala Desa Balung Kulon Samsul Hadi menjelaskan, keberadan bumdes ini menjadi rumah bersama untuk menunjang kemandirian ekonomi masyarakat, pemerintahan desa dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dalam rangka pembangunan sektor perekonomian.
 “Desa hanya menjadi mitra, mendukung, melalui serangkaian pelatihan dan penyuluhan, sementara produk-produk tersebut semuanya masyarakat yang membuatnya, kami mencoba bersinergi dengan masyarakat melalui bumdes ini, karena saat ini, itulah yang menjadi prioritas kami”. tutur Samsul.

Saat ini, bumdes telah memiliki tiga karyawan harian dan tujuh karyawawan online yang bertugas untuk pemasaran. Sedangkan untuk pengelolaan, difungsikan tiga orang pengurus utama bumdes yang meliputi, seorang direktur atau ketua, sekretaris dan bendahara. 

Untuk gaji karyawan harian diambil dari jumlah pendapatan orderan setiap bulannya, sedangkan untuk gaji para pengurus, diambilkan dari sisa hasil usaha (SHU) yang diambil pada setiap akhir tahun.

Sementara untuk produk yang dihasilkan terdiri dari berbagai kerajinan tangan, seperti souvenir, kaligrafi, gantungan kunci, dan lain-lain, kesemuanya telah berhasil menembus pasar nasional maupun internasional, hal itu dibuktikan dengan beberapa orderan dari konsumen yang berasal dari beberapa wilayah seperti, Dumai Riau, Aceh dan Palembang, sedangkan untuk pasar internasional berhasil tembus ke Thaiand. 

Selain produk-produk tersebut, beberapa produk yang juga laris bagi kalangan ibu-ibu rumah tangga dan lembaga sekolah seperti, alat-alat dapur, hiasan dinding, bunga kayu, vandel dan lain-lain. 

Produk-produk tersebut juga sering dipamerkan dalam ajang Jember Festival Carnafal (JFC) pada dua tahun terakhir, serta pernah mewakili Kecamatan Balung dalam progam desa wisata oleh Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi pada Januari 2018 di Sari Utama Jember.

Direktur bumdes Galih Tri Widagdo menjelaskan, keberadaan bumdes yang sebagai rumah galeri dari kerajinan tangan masyarakat, bumdes juga menjalankan progam pelatihan kewirausahaan. Progam itu bernama bank sampah yang menggunakan tenaga ibu-ibu kasun sebagai koordinator masing-masing dusun. Dari bank sampah tersebut, pemerintah desa dan masyarakat bersama mengumpulkan sampah-sampah, beberapa sampah yang masih memiliki nilai ekonomis diseleksi untuk dijual, sedangkan sisanya ditampung di tempat pembuangan akhir (TPA) Balung.
“Saat ini, sampah-sampah itu kami hanya bisa mengumpulkan, kami bersama pemerintah desa sudah pernah study banding ke Kecamatan Dawuh Kota Malang yang memiliki tempat daur ulang sampah, kedepan rencana kami akan buat seperti itu”, ucap Galih. 

Langkah ini juga dibenarkan oleh Samsul selaku kepala desa sekaligus pengawas keberadaan bumdes, menurutnya, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat setiap harinya sangatlah banyak, sangat menggangu jika tidak dikelola dengan baik.

“Sampah itu minimal bisa dikelola menjadi kompos atau barang apa lah, makanya ini kami sudah mempersiapkan sebuah lahan untuk pembangunan pabrik pengelolahan sampah ini”, ucap Samsul.

Hal serupa jga diungkapkan oleh Ahmad selaku penanggung jawab progam bank sampah ini, menurutnya, progam bank sampah sebagai bentuk kepedulian pemerintah desa untuk turut serta menjaga kebersihan desa. “Semenjak saya mengkoordinir masyarakat untuk menjalankan progam ini, alhamdulillah, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan mulai terbangun”, ujar pria yang akrab di sapa Cak Mad tersebut.

Sementara itu, untuk progam ayam joper, pemerintah memberikan peluang kepada masyarakat yang ingin berusaha berwirausaha dibidang peternakan dalam bentuk kerjasama, baik dalam bidang pengelolaan maupun pedistribusian. 

Menurut Samsul, didesanya ada banyak kandang ternak ayam, tetapi yang dikembangkan oleh masyarakat hanya ayam telur dan ayam potong, sedangkan untuk ayam kampung sendiri, belum ada masyarakat yang mencobanya karena dianggap kurang laku dipasaran. 

“Ayam kampung sengaja kami kembangkan, berbentuk kerja sama dengan masyarakat, karena kami melihat, sangat jarang ternak ayam jenis ini, kami melihat segala peluang yang mungkin bisa diambil manfaatnya”, tambah Samsul.

Samsul juga menambahkan, kedepan, Bumdes tersebut akan dirintis menjadi Wisata Kerajinan, yang mempunyai galeri yang besar serta memungkinkan untuk dikunjungi oleh siswa magang ataupun konsumen. “PR kami masih sangat banyak, maklum, memang masih awal proses membabat, tapi kedepan kami terus berkomitmen untuk mengembangkan bumdes ini”, pungkas Samsul. (mg/maul)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember