Tugas Ganda Guru Terbaik Madrasah
Photo by Maulana al-fatih |
TIDAK SEKEDAR MENGAJAR : Puluhan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti diklat
pembuatan naskah soal ujian.
KKG
Masih Andalkan Guru MI
Datangkan
Guru Terbaik Tiap Kecamatan Untuk Dilatih Membuat Soal
KALIWATES, 21/3/19 - Menyambut
ujian tingkat MI, guru-guru diberikan tugas ganda selain mengajar, yaitu
sebagai inisiator penyusun naskah soal ujian. Hal tersebut yang menginisiasi Kelompok
Kerja Guru (KKG) Kabupaten Jember mengadakan pelatihan. Langkah tersebut
dimaksudkan untuk memberikan pedoman dasar para guru, terutama dalam penyusunan
soal sesuai dengan kaidah.
Pelatihan
yang dilaksanakan di Aula Kantor Kemenag Jember itu, direncanakan akan berlangsung
selama tiga hari hingga Sabtu 23/3. Sejumlah tokoh didatangkan sebagai
pemateri. Diantaranya, Kepala Progam Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Unej, Hobri, Pokjawas Kabupaten Jember, Muhammad Zurni, dan dosen Pendidikan
Matematika Pascasarjana Unej, Ervin.
Kepala
KKG Kabupaten Jember, Dedi Ependi mengatakan, sekitar 60 peserta yang
didatangkan adalah para guru terbaik. “Mereka yang ikut di pelatihan ini adalah
perwakilan dari tiap kecamatan,” ujar Dedi.
Selain perwakilan kecamatan katanya,
sebagian guru merupakan undangan resmi dari KKG, dan lembaga yang mandiri
mendelegasikan guru terbaiknya. “Dari 60 peserta, 32 itu perwakilan kecamatan.
Sedangkan sisanya adalah undangan dan delegasi,” tutur Dedi Ependi.
Pelatihan
pembuatan soal tersebut menurut Dedi menjadi langkah awal yang rutin dilakukan
setiap semester. “Karena yang paling paham tentang kondisi dan kemampuan siswa
itu para guru-guru itu sendiri,” ujarnya.
Namun, dia juga menambahkan, meskipun
KKG melibatkan guru-guru dalam menyusun soal, hal itu masih ada tahapan panjang
hingga soal tersebut sampai kepada siswa. “Rencana pada pertengahan april nanti,
kami akan gerakkan peserta ini untuk membuat soal,” imbuhnya kepada Radar
Jember.
Lanjut
Dedi, soal yang menjadi bahan pelatihan adalah soal-soal MI kelas satu sampai
kelas lima. Dalam ujian tersebut menurut Dedi, digunakan sebagai acuan utama
untuk kenaikan kelas. “Diantara soal itu adalah materi pembelajaran tematik MI,
mapel PJOK, dan mapel PAI seperti Fiqih, Bahasa Arab dan lain-lain,” imbuh
Dedi.
Sementara
Hobri selaku pemateri mengatakan, dalam pelatihan tersebut dia menjelaskan
terkait kaidah pembuatan soal yang
sesuai dengan kemampuan anak. “Terkadang, soal itu menurut guru kita
sudah terlihat mudah. Namun bagi anak tidak seperti itu. Hal itu yang perlu
kita hindari,” ujar Hobri.
Dalam pelatihan tersebut, Hobri bersama pemateri
yang lain, mengawali jalannnya pelatihan dengan orientasi teori, dan
dilanjutkan dengan praktek pembuatannya. “Setelah membuat soal, mereka
mempresentasikan hasilnya. Saat diskusi, kami berikan masukan untuk
pembenahan,” tutur mantan PLT Rektor UIJ itu.
Salah
seorang peserta, Sri Lestari, 49, mengatakan, pelatihan semacam itu bisa
menjadi modal besar bagi guru MI. Karena dia meyakini, guru bisa memiliki
berbagai pilihan dalam mengevaluasi perkembangan peserta didiknya. “Saya
berharap acara ini tidak hanya seremonial setiap tahun saja. Namun bisa
memiliki hasil yang bagus dan terpenting berkesinambungan,” tutur guru MI asal
MIN 1 Jember itu. (mg2)
Komentar