Sisi Lain UNBK SMA-SMK

photo by Maulana al-Fatih

MAULANA/RADAR JEMBER
MENUNGGU GILIRAN : Peserta UNBK di SMK Negeri  01 Jember sempatkan belajar sambil menunggu giliran ujian kemarin, 26/3.
Sempatkan Belajar Sebelum Ujian Dimulai
Berharap Hasil Maksimal Meskipun UNBK-nya ‘Nebeng’

PATRANG, 26-3-19 - Tak ada kata terlambat dalam belajar, meskipun ketika pelaksaan ujian akan berlangsung. Mungkin hal itu yang diyakini oleh sejumlah siswa dan guru. Ketika gelaran Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahap kedua akan berlangsung, beberapa siswa tersebut masih menyempatkan diri membuka buku untuk belajar.
UNBK yang di laksanakan di SMK Negeri 01 Jember menjadi salah satu sekolah yang disinggahi oleh lembaga-lembaga yang nebeng ujian. Lembaga yang belum bisa mandiri dalam pelaksanaan ujian itu, bisa dikarenakan minimnya fasilitas komputer atau keterbatasan jumlah siswa sebagai peserta ujian.
Termasuk sekolah yang bergabung di SMKN itu adalah itu adalah siswa asal SMK Nurul Ulum Panti. Mahrus Shadikin selaku kepala SMK Nurul Ulum mengaku, para siswanya itu memang sengaja diarahkan untuk belajar meskipun menjelang jam UNBK akan berlangsung. “Bagi saya tak ada kata terlambat dalam belajar. Kami inginkan hasil yang terbaik meskipun ujiannya gabung,” tutur Mahrus.
Selain itu, dia juga membenarkan terkait kondisi lembaga yang memaksa UNBK nya harus gabung di SMKN 01 itu. Menurutnya, sekolah yang dipimpinnya itu tidak memiliki fasilitas yang memadai. “Terutama masalah komputer. Kami sangat minim, maklum lah mas, sekolah swasta,” imbuhnya kepada Radar Jember.
Meskipun demikian, Mahrus tetap mengupayakan siswanya itu dapat memperoleh hasil yang maksimal. Dia juga selalu meminta siswanya agar tidak berhenti belajar dan terus berdoa. “Kami ujiannya sudah nebeng, masa harus mendapat nilai pas-pasan. Tentu kami ingin semua sesuai harapan,” pungkasnya.  (mg2) 
Dua Hari Pelaksanaan, Dua Kali Pula Terlambat
Ujian Di Sesi Akhir, Sering Terkendala Jarak Dan Cuaca Hujan Ketika Datang Ke Sekolahan

BANGSALSARI – Gelaran Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA-SMK sederajat telah memasuki tahap kedua pada selasa kemarin 26/3. Dari sekian sekolah yang menggelar ujian, beberapa siswanya sudah duakali terlambat. Seperti ujian yang dilaksanakan di SMK Mamba’ul Khoiriyatil Islamiyah (MHI) Kecamatan Bangsalsari. Ketika ujian sedang berlangsung, masih ada beberapa siswanya yang datang terlambat.
            Menurut Fathor Razi, salah seorang guru sekaligus tim IT di ujian tersebut mengatakan, dari sekian peserta yang datang terlambat itu adalah mereka yang ujian di sesi akhir. “Kami ada tiga sesi, sesi pertama, kedua dan ketiga. Dan sesi akhir itu dimulai pukul 14.00 sampai 16.00 wib,” ujar Fahrur.
Menurutnya, siswa yang datang terlambat itu memiliki jarak tempuh cukup jauh dari rumah ke sekolah. “Kalau dari siswa dari MHI sedikit. Yang banyak itu siswa dari sekolah yang nebeng ujian ke SMK MHI ini,” imbuhnya.
Lanjut Fathor, siswa yang nebeng ujian itu berasal dari SMK Teknologi Pertanian Bangsalsari. Sekolah yang terletak di Dusun Sumbercanting Desa Tugusari itu menurutnya berlokasi sangat jauh dari SMK MHI. “Lokasi SMK TP yang jauh itu menjadi kendala utama keterlambatannya,” ujarnya.
Jika para siswa telat datang, Fahrur bersama tim IT lainnya memastikan siswanya itu tetap bisa mengikuti ujian. Keterlambatan siswa itu menurutnya tidak akan mengurangi waktu siswa dalam mengerjakan soal. “Kami gunakan tranfers respon untuk atasi siswa yang datang terlambat. Konsekuensinya bagi mereka yang terlambat, selesainya belakangan,” tutur Fathor.
Bahkan menurutnya, meskipun siswa tidak hadir ujian karena kendala tertentu, pihaknya tetap mengupayakan siswanya bisa ikut ujian susulan. “Syarat ujian susulan, kalau dari lembaga kami wajib memperoleh surat keterangan dari SMK 06 Jember, karena administrasinya ikut sana,” imbuhnya.
Sementara itu, keterlambatan siswa yang nebeng ujian tersebut, juga dibenarkna oleh Kepala Sekolah SMK Teknologi Pertanian Bangsalsari Muhsin Alatas. Dia mengaku, keterlambatan siswanya dalam mengikuti ujian dikarenakan kesulitan akses. Menurutnya, sekolah yang dipimpinnya itu, berlokasi di tengah pegunungan dan sangat jauh dari perkotaan. “Di daerah pegunungan, hampir setiap hari hujan. Aksesnya sangat sulit dilalui. Itu yang banyak menyita waktu keberangkatan siswa kami,” ungkap Muhsin kepada Radar Jember. (mg2)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember