Sisihkan Uang Jajan, untuk bantu sesama

Photo by : Maulana al-Fatih

JEMBER – Mendengar komunitas penghimpun nasi bungkus dan membagikannya, mungkin akan terasa asing dan tidak lumrah dilakukan. Namun hal itu dibenarkan dengan keberadaan sekumpulan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Gerakan Nasi Bungkus (Ganasbung). Mereka yang tergabung dalam komunitas itu memiliki agenda rutinan yaitu, setiap seminggu sekali, pada malam rabu, mereka membagikan nasi bungkus kepada setiap pejalan, tukang becak, pemulung, kuli angkut dan lain-lain. dan orang-orang yang membutuhkan.
Komunitas yang digagas oleh Ahmad Nurhakim itu sudah ada mulai tahun 2016. Menurut Hakim, ide awal menggagas kominitas terinspirasi dari hasil kunjungannnya ke Yogyakarta, dia melihat mahasiswa di Yogya banyak melakukan agenda sosial, salah satunya membagikan nasi bungkyus. Dari situ Hakim memutuskan mengajak beberapa temannya untuk memulai membagikan nasi. “Awalnya kami hanya berlima. Itupun kami menyisihkan uang jajan kami untuk membeli nasi bungkus,” ujar Hakim.
Selama mebagikan nasi, Hakim mengaku mulai banyak mendapat teman baru dan donatur. Bahkan kata Hakim, beberapa donaturnya saat ini menjadi donatur tetap setiap minggu.  “Donatur itu ada yang membagikan setiap seminggu sekali, dua minggu sekali. Kadang mereka hanya memberikan air gelas saja,” imbuh Hakim. Dia juga mengatakan donatur itu antara lain, Ayam Goreng Kalasan, Toko Kue Nyonya Kecil, Ibu You Wen, Anis Olshop dan lain-lain.
Selama membagikan nasi, Hakim mengaku dalam semalam dia bersama sahabat-sahabatnya mampu memghabiskan sekitar 80 sampai 100 bungkus. Nasi-nasi tersebut mulai dibagikan mulai pukul 22.00 sampai dengan 00-30. Saat ini kata Hakim, dia memiliki rute tetap sebagai daerah yang tidak boleh ditinggalkan untuk dijajaki nasi, seperti daerah gajah mada hingga tawangalun, area pasar tanjung, dan area kampus. “Seblum kami keliling, kami selalu brifing. Dan diakhir kegiatan kami sempatkan evaluasi, ssharing-sharin g me3ndengarkan keluh kesah dari sahabat-sahabat,” tutur Hakim.
Hakim juga mengatakan, selama dia membagikan nasi bersama teman-temannya, sering menemui kendala. “Karena jam malam, kami kadang disibukkan dengan aktifitas masing-masing anak. Yang paling berat ketika musim hujan turun pada waktu kami keliling,” imbyhnya. Dia juga menjelaskan alasan kenapa dipilihnya waktu malam sebagai waktu untuk membagikan nasi. Hal itu dilakukannya agar kegiatannya tidak banyak merepotkan banyak orang dan tidak dingin dianggap sebagai pencintraan belaka. “Kami keluar pada waktu malam, biar lebih leluasa, rata-rata orang dijalan itu sering tel;at ketika makan malam, dan bajnyak alasan lain,” tutur pemuda 24 tahun itu.
Selain membagikan nasi bungkus, komunitas ini juga terlibat dalam kegiatan sosial lainnya, seperti buka bersama dengan anak yatim pada bulan ramadhan, pembagian buku-buku bacaan setiap enam bulan sekali. “Sebenarnya banyak agenda sosial yang bisa kita lakukan. Hanya saja kesulitan pada waktu masing-masing yang sulit diseegamkan,” pungkas Hakim.  (mg2)

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember