‘Jangan Takut’ Bertani Tembakau di Usia Muda
Photo by Maulana al-Fatih |
SEMARAK : Puluhan pemuda usai mengikuti seminar di BLK
Annuriyyah Kaliwining kemarin, (Rabu, 6/2)
RAMBIPUJI - Tembakau menjadi salah komoditas terbesar di
Jember. Keberadaannya mampu menopang perekonomian masyarakat menengah bawah,
bahkan tidak sedikit dari masyarakat yang menggantung hidup dari bertani
tembakau. Hal itu menggerakkan Yayasan Sabilillah (Yasa) Kaliwining menggelar
seminar dengan tema 'Festival Tembakau'. Acara yang berlangsung mulai pagi itu,
bertujuan mengajak para generasi muda untuk peduli terhadap pertanian di
Jember, khususnya sektor tembakau.
Bertempat di Gedung Balai Latihan Kerja Pondok Pesantren
Annuriyyah Kaliwining, acara tersebut mendatangkan sejumlah narasumber.
Diantaranya, Dosen Pertanian Polije Jember, Supriyadi, Ketua Forum Nahdliyyin
untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Jember, Adil Satria Putra, dan Dosen
Polije sekaligus tokoh pemuda Kaliwining, Ikhwan Huda al-Mujib. Dalam acara
tersebut, juga turut dihadiri oleh sejumlah undangan, seperti kelompok tani, mahasiswa,
pemuda karang taruna, dan tokoh masyarakat.
Ketua panitia acara, Achmad Toyyibur Rahman
mengatakan, acara itu merupakan upaya dari yayasan dalam menyuarakan tembakau
di Jember. Menurutnya, pengelolaan tembakau saat ini lebih sering dijalankan
oleh petani saja. "Kita ingin tembakau tidak hanya dijalankan oleh petani
saja. Tapi bagaimana juga bisa dikelola oleh generasi muda," ujar Toyyib.
Dia menyakini, kemampuan generasi muda dalam manajemen bisa dimanfaatkan dalam
pertanian tembakau. "Mereka memiliki kemampuan, namun kurang
tersalurkan," imbuhnya.
Ikhwan, salah seorang pemateri juga membenarkan. Kemampuan
pemuda, utamanya mahasiswa menurutnya sangat dibutuhkan dalam pertanian
tembakau. "Kami ajak mereka agar tidak malu. Makanya, kami uraikan semua
potensi tembakau Jember berikut strategi pengelolaannya," tutur Ikhwan.
Dalam pidatonya, dia juga mengajak mahasiswa agar tidak takut dalam bertani
tembakau. Menurutnya, keberadaan tembakau selalu memiliki nilai ekonomi yang
stabil. Dia juga meyakini, dari sekian peserta yang hadir, sebagaian besar
banyak yang terlibat dalam pertanian tembakau. “Sebagai pemantik awal, kami
sampaikan bahwa keberadaan tembakau itu penyokong perekonomian masyarakat, “
imbuh alumni Pascasarjana UGM itu.
Sementara bagi Adil Satria, komoditas tembakau
selalu dibenturkan dengan dunia medis sebagai penyebab utama masalah kesehatan.
Menurutnya, kampanye-kampanye besar yang menyuarakan anti rokok itu sebenarnya
sangat memukul para petani tembakau, termasuk petani tembakau yang ada di
Jember. Rokok dengan pajak yang cukup besar, menyumbang sekian persen dari
total pemasukan negara. Namun hal itu harus dirong-rong
dengan fatwa-fatwa rokok itu haram, rokok itu membunuhmu, dan semacamnya,”
tutur Adil.
Adil juga mengajak para peserta seminar, untuk
melihat lebih dalam potensi tembakau serta tantangannya kedepan. Menurutnya,
keberadaan rokok-rokok sehat seperti vape,
rokok electrik sudah banyak
dikampanyekan, khususnya kepada para
pemuda. “Rokok semacam itu, sebenarnya melemahkan produksi rokok-rokok cerutu.
Jika rokok dari tembakau anjlok, tentu bencana bagi para petani tembakau,”
pungkas pemuda kelahiran Silo-Jember itu. (mg2)
Komentar