Wasiat untuk si fulan




Wasiat untuk si fulan
By : filsuf proletar
Saat azan shubuh menyapa, bumi tempat ragaku terbaring berbisik, “bangunlah wahai bany adam, kau diciptakan tidak hanya untuk ini, ingat.!!! Tempat kembalimu suatusaat ada didalam perutku..”
Lalu ku terbangun, sembari memetik hasil dr bunga tidurku, lalu ku lihat pesan medsos di hpku, serentak air di dlm kamar mandiku berteriak..”mengapa kau asyik dengan urusan duniamu, cepatlah berbegegas dan ambillah aku untuk membersihkan seluruh ragamu, sebelum aku diambil orang lain untuk membersihkanmu…”
Sesaat aku sholat kumulai dgn tahbiratul ihram, sajadahku lantas menyindir.. “kau mampu tampil gagah, anggun, bersih dan wangi ketika kau mengurusi duniamu, tetapi kenapa itu tidak kau lakukan ketika kau menghadap tuhanmu..?”
Menjelang  pagi, kupersiapkan semua sebelum berangkat ngampus, namu lagi lagi pakaianku seoalah berkata, pakailah bajumu yg bagus, mana saja kau sukai, tapi kelak pakaian kebanggaanmu itu hanya berbentuk kain putih, yg membaluti tubuhmu, tanpa corak, tanpa warna…”
Cerminku berucap lantang..”perbanyak lah kau melihat ku, agar kau tau siapa dirimu dan sering sering instropeksi..”
Tidak mau kalah, jam dindingku pun ikut berbisik lirih,, “catat dan ingat dalam benakmu, bahwasanya waktu memang tidak terbatas, tapi waktumu lah yang sangat terbatas..”



Saat berangkat, kutancap sepeda motorku, sepedaku seolah berbisik pelan..”jangan pernah busungkan dadamu meskipun kini kau mampu berjalan diatas bumi dgn kendaraan besimu itu, krn kelak kendaraanmu termewahmu hanya berpenumpang kau seorang dan dgn 4 orang sopir..”
Kuperhatikan rumput rumput yang tertindih ban sepedaku, dengan rintihan lirih mereka lantas berpesan, ingatlah wahaiorang yang menuntut ilmu, kami rela mati sekarang demi orang yg menegakkan agamaNya seperti kau, maka hargai setiap nafas yg telah tuhanmu beri, agar kau tidak sesal dikemudian hari.. “
Sepanjang perjalanan, langit berisyarat..”jangan pernah sombong dengan pengetahuan yang kau miliki sekarang, karna diatasnya aku masih ada langit kedua yang selamanya tak akan pernah pernah pandanganmu melampauinya..”
Sesampai dikampus, ku buka buku ku, lantas dia juga berbisik, “ingatlah, aku yg kau pegang saat ini, hanya setetes dari lautan ilmuNya..”

BERSAMBUNG….!!!!!





Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember