Kepemimpinan dan Perempuan (Telah subjektif Benarkah Perempuan Tdk Boleh Menjadi Pemimpin Publik...??)




Kepemimpinan dan Perempuan
(Telah subjektif Benarkah Perempuan Tdk Boleh Menjadi Pemimpin Publik...??)


"arrijalu qawwamiuna alan nisa'i.." (Qs. an nisa. 34)
"laa yaflaha qaumun walau amrahum imra'atan.." (Al hadist)
dan.. salah satu hadis nabi yg menyatakan bahwa akal perempuan kurang cerdas dibanding laki2..(lupa ayatnya)

ayat dan hadis diatas mengisyaratkan bahwa kepemimpinan harus laki laki. dan sangat menyudutkan peran perwmpuan.

dlm an nisa' 34. para lelaki (suami) didahulukan diberi hak kepemimpinan. krn lelaki berkewajiban memberi nafkah kpd perempuan dan membela mereka. demikian juga hak laki laki dlm menjadi penguasa. hakim. ikut bertempur yg smua itu tdk terdapat pada perempuan (tafsir qurthubi)

namun ulama mufassir kontemporer. bahwasanya ayat diatas tdk harus dipahami demikian. apalagi ayat tesebut berbicara dlm konteks kehidupan rumah tangga.

mudassir kontemporer melanjutkan. bahwasanya kata "arrijalu qawqamuina alan nisa'i " bukan berati laki laki secara umum. tetapi suami. dan dipertegas dhn lanjutan ayatnya yg bermakna krna mereka(para suami) menafkahkan hartanya utk istri2 mereka.ayat tersebut jelas berbicara masalah istri dan kehidupan rumah tangga. jika yg dimaksud laki laki secara umum tntu pweinyahnya tdk demikian.

adapun hadis "tidak beruntung suatu kaum yg menyerahkan urusan kpd perempuan".. perlu digaris bawahi bahwa hadist ini tdk bersifat umum. krn redaksi hadist tsb hanya diambil sebagian dan tdk difahami secara utuh. bahwa dlm asbab an nuzul hadis ini turun ketika Rasulullah SAW mengetahui bahwa masyarakat persia mengangkat putra kisra sbg penguasa mereka.. maka Beliau kemudian melahirkan hadis demikian.
jadi hadis ini dilhusukan kpd masyarakat persia saat itu. bukan smua masyarakat dan smua urusan. (redaksi utuh. imam bukhari. nasa'i. ahmad. dan tirmidzi)

dari sini dpt disimpulkan bahwasanya tdk ada satupun ketentuan agama (islam) yg melarang keterlibatan perempuan dlm politik.

sejarah mencatat. Ummu Hani pernah tercatat sbg perempuan yg aktif terlibat dlm persoalan politik praktis. hal ini dibenarkan oleh Nabi Muhammad SAW yg ketika memberi jaminan keamanan kpd orang2 musrik.
bahkan istri Nabi Aisyah R.a pernah memimpin langsung pepwrangan dlm sejarah islam dikenal dgn sebutan "perang jamal"

dgn ilmu pengetahuan dan ketrampilan yg dimiliki setiap orang trmsuk perempuan. mereka mpunyai hak utk bekerja. dan menduduki jabatan2 tertinggi. jadi persoalan intinya adl kemampuan.

realitas sejarah membuktikan sekali lg. beberpa sosok perempuan hebat. seperti ratu balkis de saba. Cleopatra dr mesir. Aisyah binti abu bakar. Rabiah Al adawiyyah dr baghdat. indira gandhi dr india. tri rizma Indonesia. dan senior kita sendiri. Mbak khofifah..dll

semuanya adl perempuan cerdas dan sukses. mereka besar di bangsanya. bahkan melebihi suksenya laki laki.

jadi.
TIDAK ADA ALASAN UTK PEREMPUAN TAMPIL MENJADI PEMIMPIN PUBLIK.

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember