KAMPUSKU *PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM NUSANTARA*
[8/4 22.55] Mau:
*PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM NUSANTARA*
ISLAM, sebagai
agama _rahmatan lilalamin_ menjamin keselamatan setiap pemeluknya dengan
melaksanakan segala ketentuan agama selama itu tidak keluar atau menyimpang
dari konstitusi syariah (alqur'an dan hadist). keberadaan islam sendiri sendiri
harus mampu menjadi kontrol sosial di tengah berkecamuknya konflik yg memecah
SARA, lebih lebih menyulut perpecahan. wacana2 keislaman maupun ke-Indonesian
yg berkembang ditengah ummat islam harus mampu menjawab problematika yg ada,
bukan malah mengkristal menjadi jargon yang selalu didengurkan untuk mengangkat
citra diri suatu golongan.
semenjak
meletusnya wacana islam nusantara dalam tema mukhtamar NU di jombang yg berakhir dengan KH. Agil siroj terpilih untuk
kedua kalinya menahkodai muslim NU selama 5 tahun kedepan, seakan menjadi angin
segar, wacana 'islam nusantara' seketika melejit, tersebar diseluruh pelosok
tanah air yg kemudian diusung dan dikembangkan oleh beberapa golongan dan
lembaga, seperti _jemaah islam nusantara_ di jakarta dan dikampus Institut
agama islam negeri (IAIN) Jember.
namun seiring
berjalannya waktu konsep dalam wacana 'islam nusantara' banyak menuai pro
kontra, entah karena ketidakjelasan wacana yang diusung atau kegagalan seorang
muslim dalam memahami esensinya. salah satu tokoh yg sedemikian pro adalah Kh.
agil siraj dan rais Am PbNU yaitu Kh. mustofa Bisri atau yg akrab disapa Gus
mus. disisi lain Kh. Buya yahya yg sangat moderat dan nasionalis menyayangkan
wacana islam nusantara karna dinilai dapat menyulut kesalahpahaman ummat.
ditengah
menuainya pro kontra diinternal keluarga nahdliyin, IAIN Jember hadir mengusung
misi ideologis mengadopsi wacana tersebut, kendatipun benar mengusung misi tsb.
seharusnya ada bukti konkrit, berbentuk
sumbangsih pemikiran secara tertulis bertemakan islam nusantara atau progam yg
benar2 pembasisan untuk SDM civitas akademik dan mahasiswa (bukan ngontel)
dengan
serangkaian agenda kampus belakangan ini, semakin jauh dari esensi jargon yg
diterpampang dibanner atau kalender2
kampus selama ini (sebagai pusat kajian dan pengembanhan islam nusantara)
dan sama sekali
tidak ada sebuah upaya menjawab problem pro kontra diatas.
seolah
mengindikasikan wacana tsb berevolusi menjadi jargon untuk kepentingan politis
dan pencitraan lembaga.
tidak butuh
waktu lama, perubahan status dari IAIN ke UIN terhitung semenjak awal kali
peresmian IAIN Jember dimana saat itu pula kampus resmi mengusung jargon _pusat
kajian dan pengembangan islam nusantara_
pemandangan yg
sangat ironi wacana yg dibela oleh 2 tokoh besar NU (said agil & gus mus)
ternyata hanya menjadi kepentingan politis dan pencitraan lembaga saja,
sedangkan mahasiswa dan civitas akademiknya semakin dimanjakan oleh gundukan
gedung2 baru menjulang tinggi + ber.Ac
semakin
mempercantik penampilan fisik melalui serangkaian progam dan agenda yg berdalih
penelitian, pengajaran, dan pengabdian (P3m) yg bersembunyi dan terbungkus rapi
dibalik jargon 'islam nusantara'
mahasiswa yg
mash menyimpan sejengkal idealisme pun seakan apatis, terlebih2 warga
pergerakan yg notabene berbasis keislaman dan keindonesiaan, entah menjadi
korban / penikmat, dgn kemampuan
kamoflase yg didukung oleh legalitas lembaga, islam nusantara telah sukses mengelabuhi
dunia idealisme mahasiswa, menjadi amunisi kecil2an yg kemudian membekas
menjadi doktrin yg di taqlid buta.
jika ada
pertanyaan..
mungkin
sederhananya akan seperti ini...
_seperti apa
pusat kajiannya, dan apa saja yg dikaji_
_bagaimana model
pengembangan islam nusantara nya, dan apa saja produk/hasil kajian dan
pengembangan yg sudah dilakukan_ (tanda tanya besar semuanya)
mungkin ini
imbas dari ketidak jelasan wacana mentah tsb, sehingga jauh2 hari beberapa
tokoh2 NU mash pro kontra menanggapi hal tsb.
_*Al-Fatih*_
Minggu, 22
Jan'17
Komentar