Keris, Pusaka Bersejarah Penuh Filosofi

[Foto: MAULANA] CINTAI KEBUDAYAAN SENDIRI: Paysu menunjukkan sejumlah koleksi keris miliknya. Di rumahnya sendiri sekitar 150-an. Itu belum di rumah istrinya: Ponorogo yang mencapai 300 lebih koleksi kerisnya. 

Gak Semua Tentang Mitos Dan Klenik

Pagi itu, bekas perasan jeruk nipis dan sabun masih tergeletak di tempat jamas atau penyucian keris milik Suprapto alias Paysu, di Dusun Darungan Tegal Kalong Desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah, Jember.

Sejumlah keris dari berbagai jenis dan daerah juga masih tertata. Maklum saja, malam 1 Syuro (Rabu, 19/8,red) lalu, Paysu punya gawe besar, ia memandikan keris-keris milik pelanggannya. Sepertinya ia cukup kuwalahan, karena saking banyaknya pesanan yang digarap, beberapa keris masih tergeletak di rak keris dan kamar khususnya. Bahkan beberapa paket keris untuk dijamas belum sempat ia buka. Ada yang dari Banyuwangi, Surabaya, bahkan yang dari Bali hingga Papua. 

Beranjak siang, Paysu mulai melanjutkan penjamasan. Namun kala itu (20/8) tidak sebanyak saat malam 1 syuro kemarin, hanya dua pusaka keris saja. Tak lupa, sebelum menjamas, ia mandi mensucikan diri sendiri. Satu dari sekian filosofi menjamas keris pun dimulai. Jadi, sebelum mensucikan benda, diri sendiri pun harus terlebih dahulu suci. Bahkan jika perlu menggunakan wewangian.

Tak lupa, ia juga membakar dupa dengan aroma khas gaharu. Ditaruhnya disudut tempat pensucian. Bukan bermaksud nyleneh, ia gunakan dupa itu tak lebih untuk sekedar perasa dan penyatu, agar konsentrasi terjaga dan terhindar kejenuhan. Karena proses penjamasan satu keris saja, butuh keuletan dan waktu lama, tergantung tingkat kekaratan keris.

Menjamas keris memang cukup ngastiti (Jawa: hati-hati). Tidak semua orang dan tidak asal membersihkan. Apalagi bahan untuk mensucikan keris seperti arsenik untuk pamor keris yang harus didatangkan dari Cina, harganya saja 1 ons mencapai Rp 900 ribu. Itu pula yang membuat pesanan Paysu cukup banyak.

Tak hanya pas malam 1 syuro, tapi ia bisa menjamas beberapa keris setiap hari. Tak ada kewajiban harus di malam 1 syuro, atau tidak ada petaka yang terjadi jika tidak di 1 syuro. Karena esensi dari penjamasan adalah untuk menghargai peninggalan sejarah leluhur yang tidak dimiliki bangsa lain. Bahkan seluruh dunia. Itulah yang membuat keris diakui UNESCO sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia.

Tak ada kaitannya dengan unsur kelenik, mitos ataupun sejenisnya. "Ini peninggalan pendahulu kita, saat keris ini kian lenyap, lalu diklaim oleh negara sebelah, kita pasti marah. Nah, selama ini kemana saja, punya keris dianggap dukun, pake blangkon dianggap dukun. Itulah bangsa kita," ujar Paysu disela-sela penjamasan. (mau)

[Foto, MAULANA] PENJAMASAN : Proses memandikan keris untuk mensucikan dari karat serta diyakini menjadi spirit dalam melestarikan peninggalan budaya.

Sarat Filosofi Kehidupan Manusia

Penjamasan yang dilakoni Paysu bukan kali pertama, jauh sebelum itu, saat ia masih duduk di bangku SD, Paysu kecil sudah diajari menjamas keris oleh kakeknya. Dari sekian lama, membuat pria 41 tahun itu cukup jeli, membedakan mana keris baru atau kuno. Ia juga bisa membedakan corak atau motif yang menandakan karakteristik jaman kerajaan silam, plus tempat dibuatnya. Ngomong-ngomong soal itu, kata Paysu, hal itu tidak bisa dipelajari. Tapi murni nyel dari pengalaman. 

"Setiap motif dan corak itu ada maksud, semuanya. Dari ujung ke ujung pangkal keris, semua dibuat atas karakter pemilik pertama keris. Yang mana bukan orang biasa, orang ahli tirakat, dan mereka-mereka yang sudah mencapai makrifat," bebernya.

Pemilikk keris, menurut Paysu, sang pembuat keris (empu) jaman dulu juga bukan sembarang orang. Mereka bisa meracik 47 jenis logam mulia yang dituangkan dalam satu pusaka keris. Dengan teknologi jaman silam, tentu bukan sembarang orang yang bisa melakukannya. Tirakat, berpuasa, sudah pasti dilakoni si empu sebelum memutuskan membuat keris. Tak heran harga keris melebihi emas, bahkan jauh. Bisa tembus 6 Miliar per pusaka keris.

Dari situ diketahui, pembuat dan pemilik pusaka keris jaman dulu, bukanlah orang sembarangan. Inilah yang membuat pecinta keris memiliki spirit tinggi untuk terus melestarikannya, dari generasi ke generasi. Mereka menaruh semangat besar agar warisan nenek moyang kita: Jawa dan Indonesia seluruhnya, bisa tetap eksis dan bisa diambil keteladanannya. Baik dari sang empu, si pemilik keris, ataupun dari keris itu sendiri. 

Sangat disayangkan, apabila dewasa ini masih ada pandangan yang salah kaprah, memaknai keris sebagai budaya sesat, bidah, identik dengan pengasihan, perdukunan dan semacamnya. "Mereka hanya belum belajar sejarah budaya kita saja. Kalau mereka tau makna filosofi sebenarnya keris, mungkin tidaklah demikian," pungkas Paisu.

[Foto, MAULANA] SARAT PESAN KEHIDUPAN : Tak hanya dari bentuk, mulai awal penjamasan sampai ke finishing, hampir semua dari sisi keris memiliki pesan moral dan filosofi kehidupan yang mendalam.

Spirit Kebudayaan yang Harus Dijaga

Jaman-jaman era kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga munculnya kerajaan Islam, eksistensi keris terus hidup dan dinamis. Bahkan Sunan Kalijaga dan Pangeran Diponegoro juga dikisahkan memiliki pusaka keris. Wuwul Suraeng Koko, Ketua dari paguyuban Pecinta dan Pelestari Tosan Aji (Pataji) Nuso Barong Jember, sebuah paguyuban barang atosan atau besi (tosan) Kabupaten Jember juga sempat membenarkan.

Ia juga kolektor berbagai keris. Namun berbeda dengan Paysu yang memang dikenal sebagai penjamas keris. Di keanggotaan Pataji Nuso Barong Jember, sebenarnya ada sekitar tiga orang yang bisa menjamas. Namun yang bisa mengulas begitu detail mengenai sejarah dan semua tentang keris, hanya Paysu seorang. "Semangat melestarikan budaya itu yang harus kita jaga. Dan kita tularkan ke yang muda-muda ini," kata Mbah Wuwul, sapaan akrabnya. 

Bagitu dalamnya kearifan mengenai bab keris, Wuwul mengaku saat ini hanya bisa mewadahi melalui paguyuban itu. Meskipun tak jarang, saat mereka ikut penjamasan masal, seperti di Ponorogo, Gresik dan Madiun, mereka juga sempat ikut dan mengedukasi masyarakat yang hadir kala itu. Namun yang tampak jadi persoalan juga, ada pecinta pusaka keris yang modelnya koldol. Kolektor lalu didol (Jawa: Dijual).

Hal itu juga sering terjadi tatkala seorang pelestari keris tidak memiliki generasi yang melanjutkan kiprahnya, melestarikan. Ujungnya, bukan tidak mungkin keris-keris itu akan ditanam, dibuang ke lautan atau intinya: dikembalikan ke alam. "Makanya pantangan pelestari pusaka keris itu cuma satu: Jangan mudah tergiur tawaran. Itu saja," kata Wuwul dibalut tawa lalu bernada serius.

Itu diyakininya sulit. Bahkan ia sendiri sempat mengisahakan, sekitar 100 lebih koleksi kerisnya, salah satunya sempat ditawar 160 juta. Namun dengan percaya diri ia menolaknya. Baginya pusaka keris tak sekedar menjadi budaya dan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan, tapi bagaimana membangun spirit kebudayaan itu agar diilhami oleh para generasi yang muda-muda.


Menjamas (Mensucikan) Keris

Alasan Harus 1 Syuro:
1. Sebagai waktu pemersatu
2. Pengingat bagi pemilik keris
3. Memunculkan spirit melestarikan budaya
4. Bisa dijamas setiap hari, tiap minggu, tiap bulan 

Tujuan Menjamas Keris:
1. Menghilangkan karat
2. Menetralisir racun arsenik
3. Menghidupkan energi dan aura positif
4. Membangun kembali kewibawaan pemilik keris, karena
5. Keris memiliki makna dan filosofi kehidupan agung
6. Merawat pusaka peninggalan leluhur

Sekilas tahapan menjamas:
1. Mutih: membersihkan karat dengan air jeruk nipis atau air kelapa tua
2. Mewarangi: mencuci dengan batu warangan dari Cina yang mengandung arsenik/arsenikum
3. Finishing: melapisi keris dengan minyak dan wewangian

Filosofi keris
- Idiom Jawa: (Keris) Angker tur Aris, artinya: berwibawa, keramat dan bijaksana
- Bentuknya berkelok bermakna kehidupan orang yang luwes, dinamis
- Bentuk lurus menandakan seorang harus memiliki tujuan hidup jelas dan terarah
- Ditaruh didepan sebagai ketokohan, kewibawaan
- Ditaruh dibelakang sebagai kelengkapan

Jenis keris
- Agemen: keris pelengkap budaya dan upacara
- Tayoh: keris pusaka, tidak dibuka sembarangan dan dikeramatkan
- Aksesoris: keris untuk hiasan dinding atau pameran

Berikut link lengkap video seputar keris dan proses penjamasan keris.

Semoga Bermanfaat. Salam !!!

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember