Tekan Kekerasan Pelajar, Remas Adakan Seminar Kepemudaan
FOTO : MAULANA AL-FATIH |
ANTUSIAS- Sejumlah siswa mengikuti kegiatan training motivasi
di Masjid Jami' Darul Muttaqien Kecamatan Balung
BALUNG - Maraknya kasus
kekerasan yang dilakukan oleh pelajar akhir-akhir ini, membuat sejumlah
kalangan khawatir. Hal itu turut dirasakan Remaja Masjid (Remas) Darul
Muttaqien Kecamatan Balung meresponnya dengan mengadakan seminar. Acara yang
berlangsung di masjid itu, bertujuan untuk menekan angka kekerasan pemuda,
khususnya para pelajar agar lebih menghormati gurunya.
Acara yang dikemas dalam bentuk seminar itu, mendatangkan
Abd Syukur, seorang trainer kepemudaan sekaligus guru asal SMAN II Jember. Acara
yang dimulai dengan sholat dhuha berjamaah itu, cukup menarik perhatian siswa.
Rata-rata siswa yang dihadirkan terdiri dari berbagai tingkat, diantaranya,
SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK se-Kecamatan Balung.
Menurut Ketua Ta'mir Masjid Darul Muttaqien, Mohammad
Nurhuda, seminar tersebut sebagai upaya remas dalam menekan angka kekerasan
yang dilakukan oleh siswa kepada gurunya. Dia tidak menginginkan pemberitaan di
media kemarin, turut terjadi pada pelajar yang ada di sekitar Kecamatan Balung.
Menurutnya, Kekerasan itu bisa terjadi karena minimnya didikan tentang nilai-nilai
agama, yang bisa diberikan secara berkala. “Mereka perlu diarahkan, terutama
masalah ahlak. Agar mereka memiliki rasa hormat kepada guru," ujar Huda.
Sebanyak 130 lebih siswa yang hadir, menurut Huda
sebagian besar mereka adalah siswa kelas tiga. Dengan mengambil delegasi lima
orang dari masing-masing lembaga sekolah. Namun yang hadir menurutnya melebihi
dari yang ditargetkan. “Lembaga ada yang mengirim tuju tuju sampai sepuluh
anak. Dari jumlah itu, beberapa diantaranya masih dalam perjalanan,” kata Huda.
Sementara Abd Syukur, dalam seminarnya menyampaikan,
usia muda menurutnya masa yang labil, baik secara emosi maupun pemikiran.
Selain memberikan motivasi, dia juga membekali anak-anak dengan materi
manajemen diri, seperti IQ (Intelligence
Quotient), EQ (Emotional
Quotient), dan SQ (Spiritual
Quotient). “Dengan mengenali diri, kita bisa mengenal apa kekurangan dan potensi kita. Dengan
potensi itu, kita bisa kembangkan untuk menutup kekurangan kita,” tutur Syakur dihadapan ratusan siswa.
Anif, salah
seorang siswa kelas delapan MTs Zainul Hasan mengatakan, dia bersama temannya
mengaku mendapat banyak pengalaman selama mengikuti acara. Bagi siswa yang mengikuti
fullday di sekolahnya itu, dia
berharap acara sejenis bisa di laksanakan kembali. “Ini awal saya ikut acara
seperti, kesannya senang. Banyak ilmu dari pak Syakur tentang ahlak dan sopan
santun,” ucap siswi 15 tahun itu.
Huda mengaku, acaranya tersebut baru pertama digelar
selama kepengurusannya di remas. Selama ini, pihaknya belum pernah mengadakan
acara seperti itu. “Kami merasa miris ketika mendengar pemberitaan kekerasan
itu di media. Hal itu yang mendorong kami membuat acara ini,” tambah Huda. Dia
juga menambahkan bahwa trainer yang didatangkan telah bersertifikat resmi dan
cukup terkenal dalam mengisi berbagai acara sejenis di Jember. “Harapan kami, anak-anak
itu setelah pulang dari acara ini, mereka bisa lebih baik,” pungkas Huda
(mg/maul)
Komentar