Belajar Menjadi Manusia


--- Maulana al-Fatih ---

Dalam epistemologi Islam banyaknsekali definisi tentang manusia dari beberapa tokoh, salah satunya Imam al Ghazali yang mengatakan, Manusia adalah hayawanun mantik (binatang yang berfikir)
definisi ini berangkat dari kesamaan manusia dan hewan secara biologis memiliki kesamaan pada beberapa organ tubuhnya, manusia dan hewan memiliki nafsu, diantara perbedaan itu ada skat yang urgent, yaitu akal. seandaianya manusia tidak pandai berfikir dan mengunakan akalnya, maka manusia bisa lebih buruk dari binatanag, namun manusia yang pandai berfikir dan mendayagunakan akalnya, manusia bisa lebih mulya dari pada malaikat yang tanpa mempunyai nafsu.

persolan sebenarnya telah nampak dan parah nya tanpa disadari, yaitu ketika manusia sudah mulai berfikir untuk menumpuk dan hanya memenuhi keinginan nafsu, syahwat dunia yang bersifat materil maupun biologis. manusia semakin terbelenggu pada kesadaran naif dan menjadi budak nafsunya. meskipun tidak menaffikkan kehidupan di luar yang ada segolongan ummat manusia masih jihad melawan nafsu.


Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, pasca perang badar yang merupakan perang terbesar dalam sejarah Nabi. sahabat bertanya apakah masih ada jihad yang lebih besar dari pada perang badar ?, Nabi pun menjawab masih ada, yaitu jihad melawan hawa nafsu. yang merupakan puncak jihad yang paling tinggi.

tidak ada jaminan manusia sudah mencapai tingkatan tertingginya sebagai manusia, dan tidak ada indikator manusia dapat dikatakan benar benar sebagai manusia. karna persoalan bagaimana menjadi manusia seutuhnya adalah persoalan pencipta dan pribadi mahluknya. sang kuasa selalu mengetahui segala apapun yang diciptakannya, termasuk manusia.
setidaknya maqol sederhana, _man arofa nafsahu faqod arofa rabbahu_ dapat menjadi amunisi untuk meningkatkan ketaqwaan kita, bahwa sebenarnya kita belum benar-benar menjadi manusia, karna kita belum benar-benar mengetahui diri kita ini apa dan bagaimana, apalagi sampai mengetahui Tuhan.
bagaimana mungkin mahluk ciptaan dapat mengetahui penciptanya, sedang mereka diciptakan dalam keadaan ketidaktahuan.


#muhasabah
28 Nov'17

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember