SELAMAT DATANG KEMATIAN




_*SELAMAT DATANG KEMATIAN*_

suatu kesempatan yang langka dapat bertemu dengan Prof. Drs. Yudian, Phd. (rektor UIN SUKA Yogyakarta) dalam acara ngopi bareng sharing2 pengalaman beliau selama merintis karier mulai dari menjadi kader PMII sampai ke Harvard University USA.

Prof. Yudian, begitulah sapaan akrab beliau, terlahir dari keluarga miskin namun tidak semiskin usahanya dalam mencapai setiap mimpinya. sosoknya yang ramah dan sedikit humoris menjadikannya banyak disegani orang, bukan hanya dari kalangan selevelnya, tapi juga kalangan temen2 aktifis, termasuk sahabat2 PMII IAIN Jember yang berkesempatan menimba pengalaman beliau disela2 kesibukannya. alumni UGM ini membocorkan sedikit resep rahasianya kenapa beliau sampai melanglang buana menjelajahi tak kurang dari lima benua. selama merintis karier, sholat hajat menjadi menu wajib bagi beliau untuk mengais ridhoNya, ketaqwaan bagi beliau tidak hanya sekedar _amar maruf nahi munkar,_ lebih dalam lagi, ngopi sambil duduk bareng pun bagian dari ketaqwaan (asalkan tidak berlebihan).


produktifitas dari tangan dinginnya tidak diragukan lagi, karya fenomenal berjudul _"Selamat Datang Kematian"_ menjadi sedikit bukti, menurut beliau karya ini bermaksud mengingatkan kita, bahwa meskipun orang bertaqwa akan mati, orang sholat mati,  tidak sholat mati, apapun yang dilakukan manusia sejatinya semakin mendekatkan pada kematian, lantas bagaimana jika hal itu telah datang sedangkan kita masih belum menyiapkan. jika dicerna mentah2 tulisan beliau terlihat tak ubahnya tausiyah yang sering disampaikan ustad/kyai dimimbar2 masjid, namun sebenarnya ada hikmah yang sangat luas bagi mereka yang berfikir.

lebih jauh lagi, tiga tulisan beliau berhasil tembus dalam jurnal internasional sekelas Oxford university dan Harvard University, serta pernah tercatat sebagai anggota Asosiasi gelar Profesor di Harvard. hal ini semakin membuat teman teman rivalnya yang sempat mencela mati kutu atas prestasi beliau yang sangat progresif.

kegelisahan akademis beliau sebagai mantan aktifis PMII,
ketika pria yang menikah umur 29 tahun ini memilih PMII sebagai tempat berproses, saat itu PMII tidak terlalu menarik karna HMI dan Muhammadiyah yang sudah besar, beliau menyayangkan ketika ada beasiswa2 nasional maupun internasional tidak ada satupun kader PMII ataupun kader Nahdliyin yang nembus. padahal mereka sangat mayoritas dan sangat eksis sampai saat ini. bagi beliau, kesalahan terbesar seorang aktifis adalah mereka yang hanya mampu bermimpi besar namun tidak dapat mewujudkannya.

sampai saat ini, ditengah kesibukan beliau, seakan masih sadar benar, kedudukan beliau sebagai kaum intelektual organik, hal ini dibuktikan dengan adanya lembaga pesantren dan jamaah tariqoh yang dibawah langsung oleh Prof. Yudian.

perjalanan kehidupan Prof. Yudian merupakan salah satu cara menyambut kematian yang kapan saja menimpanya, kematian sebenarnya bukan hanya terlepasnya roh dari jasad, tapi mereka yang diam dan pasif merupakan indikasi matinya akal dan hati.

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember