Nasionalisme dan Islam itu ada.!!!
Nasionalisme
dan Islam itu ada.!!!
Peran ummat Islam dalam mengukir sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia memang tidak bisa dikesampingkan, khususnya
perjuangan yang dimotori oleh kalangan kyai dan santri yang memiliki peran dan
jasa besar atas perjalanan bangsa Indonesia selama ini, menjadi sangat ironi
jika peran dan jasa jasa mereka lenyap dari sejarah bahkan tidak tercatat dalam
buku buku sejarah yang dipelajari di bangku sekolah tingkat dasar sampai
menengah, sejarah seharusnya menjadi identitas dan pijakan untuk generasi
penerusnya untuk turut serta melanjutkan perjuangan mewujudkan cita cita bangsa.
Bangsa yang besar tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang yang diperjuangkan
melalui nyawa, pertumpahan darah dan air mata, keberadaan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia hari ini layak mendapat perhatian khusus bagi mereka yang
menolak lupa akan sejarah, agar kelak melahirkan sikap cinta tanah air
(nasionalisme) bagi seluruh warga negara, tapi apalah daya jika sejarah mulai tenggelam
dan tercerabut dari akarnya, maka hanya akan melahirkan generasi pemuda yang bisa
duduk manis menikmati hasil keringat para pahlawan pejuang kemerdekaan serta
parahnya lagi menjadi generasi yang buta akan sejarah.
Nasionalisme dan KH. Hasyim Asyari ibarat dua sisi
mata uang logam yang sulit dipisahkan, sosok KH. Hasyim Asyari ketika
mendeklarasikan fatwa Resolusi Jihad secara konkrit membuktikan bahwa setiap
muslim wajib hukumnya berjihad membela tanah air dan mengusir penjajah dari
pertiwi, keterangan ini mengindikasikan kedudukan beliau yang saat itu sebagai
pimpinan ormas Islam terbesar itu ingin membuktikan bahwa Islam dan Nasionalisme
itu ada, kemerdekaan adalah harga mati, dan setiap muslim yang mampu wajib
berjuang mempertahankannya. Nilai nilai Nasionalisme dalam fatwa Resolusi Jihad
mendarah daging, mengalir dalam semangat, mengantar setiap langkah para
mujahid. Semangat inilah yang seharusnya layak dimiliki oleh generasi saat ini,
meskipun mengalami tantangan zaman yang berbeda, namun ibrah dari perjuangan
tersebut sangat relevan untuk direalisasikan dimasa ini.
Islam sendiri memandang suatu perbedaan adalah sebuah keniscayaan, yang
menunjukkan betapa besarnya kuasa Allah SWT atas segala yang ada di dunia ini,
termasuk didalamnya perbedaan dalam pandangan berbangsa dan bernegara, inilah
yang menjadi tugas kita para pemuda, menempatkan sikap tawasut, tasamuh dan tawazun
sesuai pada porsi dan tempatnya, tidak ada jaminan kebenaran mutlak dilahirkan
dari akal fikiran manusia, selain kebenaran risalah islam yang dibawakan oleh
sang revolusioner nabi Muhammad SAW, akan tetapi bukan lantas mengesampingkan
peran mereka (ulama) sebagai warasatul anbiya’ dalam mengajarkan ajaran
yang sesuai dengan tuntutnan nabi, ulama ulama islam layak menjadi panutan dan
tauladan, siapa lagi yang akan diikuto ummat muslim selain fatwa dan
risalah-risalah mereka. dapat ditarik lebih jauh lagi, Islam memandang
nasionalisme menjadi sebuah bentuk kewajiban bagi seorang muslim karna
merupakan suatu bentuk menjalankan perintah Allah untuk menaati Rasul dan ulil
amri.
Komentar