CATATAN MUSKERDA KE-I FL2MI KARESIDENAN BESUKI


CATATAN MUSKERDA Ke-I FL2MI KARESIDENAN BESUKI
oleh : dpmiiainjember@yahoo.com


Belum genap satu periode kepengurusan penulis sebagai legislator tingkat universitas, telah berkenalan dengan organisasi kemahasiswaan yang independen bernama Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia yang selanjutnya disingkat FL2MI. dengan segala visi misi yang diusung, membawa kelembagaan senat yang terlibat didalamnya semakin terdongkrak eksistensi nama lembaganya dikancah regional maupun nasional. namun dalam coretan penuh kecacatan ini, tidak bermaksud menyudutkan pihak ataupun oknum siapapun.

agenda muskerda kali ini dapat dibilang perdana sekaligus spesial, perdana karna dilaksanakan pertama kali ditingkat karesidenan Besuki di usia FL2MI yg sudah mecapai kurang lebih delapan tahun. terasa spesial karna bertepatan dengan momentum peringatan G30S/PKI yang pada saat itu, penulis jumpai dibeberapa sudut kota the sunrise of java Banyuwangi berkibar pusaka Merahputih setengah tiang, pratanda masyarakat Banyuwangi menolak lupa dan paham sejarah, tetapi seolah makna itu telah terganti dengan rasa kebanggaan telah menduduki kantor DPRD yang diklaim sebagai tempat yang sakral dan jarang dijamah kecuali oleh beberapa orang tertentu.


Dalam pelaksanaan kegiatan yang perdana, tentunya menyisakan serangkaian catatan lapangan dan pekerjaan rumah yang menunggu untuk segera dieksekusi agar menghasilkan sesuatu yang kelak dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.
Diantara rentetan catatan acara itu, mungkin yang paling menjadi headtopic adalah kelembagaan FL2MI itu sendiri, yang hampir semua acaranya syarat akan kepentingan, konsesi politik yang dibalut dengan dialektika khas kaum akademisi. itu dibuktikan dengan tingkat kehadiran kampus pada waktu itu, mash jauh dari target. dalam skup regional maupun nasional, beberapa kampus yang menempati great position 10 besar nasional, hanya 2 - 3 kamous yang aktif, sedangkan kampus dengan level menengah kebawah semakin apatis dan menganggap no senat no problem, sehingga beberapa kampus diantaranya hanya ada presma tanpa ada senat, meskipun ada senat namun keberadaan hanya wujuduhu kaadamihi (ada bagaikan tidak ada)

disini menarik untuk dikaji, dievaluasi sekaligus sebagai refleksi, apa sebenarnya yang hendak dicapai dari wadah ini, dalam kepengurusan yang sistematis namun dari luar seolah nampak usang dan kurang menarik. suatu pandangan yang paradoks, potret forum lembaga keorganisasian mahasiswa negeri ini. berbeda dengan organisasi sebelah, seperti BemSI, BemNus, BemNas, BemRI dan lain lain, terpecah belah namun memiliki eksistensi yg tinggi, mungkin karena keorganisasian senator yang bekerja dibalik layar, sehingga jarang diekspos keluar. tapi ya sudahlah, sebuah organisasi bukan hanya wujud eksistensi saja yang menjadi skala prioritas, banyak hal yang bisa dilakukan, apalagi sekelas senat/legislatif.

FL2MI karesidenan Besuki pun tidak mau ketinggalan, ikut andil mengambil peran mengangkat eksistensi lembaga senat ditiap kampus. tepat pada sabtu 30 september 2017 sejarah mulai diukir, kantor DPRD Banyuwangi menjadi saksi atas perkumpulan senator dari UIN Jember, Polije, SDS Jember, Unej, UIJ, IAI Ibrahimy, Iai Darusalam, Uniba, dan At Taqwa Bondowoso berkumpul dalam satu kesempatan. membahas perihal yang dianggap perlu dilaksanakan.

dari sekian random acara yang disuguhkan dari panitia untuk peserta, mulai dari efektifitas waktu sampai pada kedisplinan peserta Muskerda, rasanya tidak jauh berbeda dengan forum forum FL2MI yang lain, sering kali peserta yang baru bergabung dengan Keorganisasian ini(seperti penulis) kurang begitu menangkap apa dan mau dikemanakan forum tersebut. ekspetasi setiap person dengan sejuta gambaran berangkat dari kampus atas rekomendasi dari wakil rektor serasa buram, ketika sudah tiba di TKP dan terlibat didalamnya. mengapa sampai seperti itu.?
moment langka harus berlalu begitu saja, legislator bukan hanya butuh legalitas hukum, dan acara seremonial, bahkan jauh dari itu, adalah sharing pengalaman, tukar pendapat dan tabayyun kritikan harus pudar seketika(dibenak penulis) essensi dari forum pertemuan senat kurang lengkap, serasa ngerokok tanpa menyeduh kopi. seperti baca buku tanpa di diskusikan. kenikmatan yang sesaat dan tak bertahan lama. karna diskusi kapas, selesai keluar forum hilang tak berbekas.

penulis teringat ketika sebelum berangkat ke acara, dapur penulis pernah digempur habis-habisan dari depan belakang samping kanan kiri atas bawah oleh omik dan oknum tertentu. benturan benturan semacam ini kelak yang akan menguatkan siapapun itu selama masih berjalan sesuai alur, penulis meyakini apa yang terjadi demikian hanya segelintir kisah dibandingkan dengan perjalanan pengalaman para senator se karesidenan Besuki yang kami yakini memiliki treckrecord yang bagus. mau seperti apapun juga, experince is the best teacher, tentunya bukan bertumpu pada bung wiyono atau pak. made cahya.

akhirnya, salam terhangat tetap tercurahkan kepada kawan, sahabat, rekan kanda adinda seperjuangan, yang masih setia menelusuri setiap jejak kampus untuk mengais benih benih kebijaksanaan. tapi marilah refleksi diri, ikan tidak dibesarkan dimana dia dilahirkan, singa tidak disebut garang selama dia hanya jago kandang. begitu juga kami kamu dan kalian. seperti ungkapan sultan Muhammad Al-fatih, "untuk menembus batas maksimal, lihatlah sejauh pandangan yg tidak mampu menjangkau lagi," artinya usaha dan proses tiada mengenal batas, hasil belum disebut sebagai buah dari usaha selama ruh mash membalut jasad.

FL2MI maupun senator dilevel kampus sebagai miniatur penyambung lidah mahasiswa, yang selalu aspiratif, kredibel, dan profesional, sehingga dengan ini akan melahirkan trust dari mahasiswa sebagai rakyat. problematika di negara kita akan kinerja dari Dpr/Dprd menjadi isu dan kajian yang tak pernah sepi, selalu nampak dinamis, karna menyangkut kepentingan orang banyak, legislator selalu menjadi buah pembicaraan, untuk siapa dan apa hasilnya legislator itu bekerja, sekelumit problem yang pasti dialami oleh senator" muda dikampus. jawaban dari pertanyaan ini hanya ada dua kemungkinan, yang pertama kurangnya pemahaman mahasiswa tentang kelembagaan legislatif dan eksekutif dikampus, dan yang kedua memang legislatif yang minim produktifitasnya

masih tentang kita, kalian dan FL2MI, besuki pada muskerda yang perdana ini harus banyak berperan dan mengamankan, tentunya bukan hanya peran untuk tampil diregional maupun nasional. peran yang dimaksud adalah kontribusi dimulai dari hal yang paling kecil. mempunyai skala prioritas namun tidak mengesampingkan progresifitas dilevel yang lebih tinggi. pastinya dibenak para senator berfikir, "bagaimana memajukan karesidenan, mengangkat senat kampus sendiri saja sudah kewalahan..?"
iyah. kurang lebih seperti itu. dapur sendiri memang menjadi urusan kita sendiri, dan tanggung jawab sendiri", namun siapa kemudian yang akan merawat dapur yang dimiliki atas dasar solidaritas dan swadaya.


Besuki kurang apa sekarang, kader sudah banyak yang pernah andil di kancah nasional apalagi regional dgn segunung pengalaman. wadah sudah ada, tempat strategis, tinggal satu yang kurang, (..........) di isi sendiri.

pada waktunya wadah semacam ini akan terus mengalami dinamika kerasnya persaingan zaman. yang menuntuk siapapun yang terlibat didalamnya untuk terus terlibat aktif agar tidak tergerus oleh sejarah. FL2MI hanya akan menjadi wadah seremonial dan proyek tahunan jika hanya sebatas perkumpulan tanpa pergerakan.


refleksi.
gedung DPRD Banyuwangi.30/September/2017

#salam_VIVALEGISLATIVA
#salamMahasiswa
#SalamPergerakan

Komentar

POPULER

đź’ˇNARASI KADERISASIđź’ˇ (sebuah refleksi komparatif desain kaderisasi struktural dan kultural PMII) Oleh : Filsuf.Proletar

Catatan Kaderisasi

Torehan Sejarah Baru PMII Rayon FTIK IAIN Jember